Praktikum Proses Produksi (Mesin Bubut)

Selamat datang kembali teman - teman semua. Pada postingan kali ini saya akan membagi sedikit pengalaman saya pada saat praktikum proses produksi di laboratorium dahulu ketika semester 3. Pengalaman ini akan saya bagi dalam bentuk laporan yang telah saya buat untuk diserahkan kepada dosen mata kuliah praktikum proses produksi serta sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah ini. Semoga pengalaman berupa laporan ini dapat membantu teman - teman semua mengenai proses produksi menggunakan mesin bubut secara nyata dan memahami kegunaan dari mesin bubut itu sendiri. Selamat belajar.

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI
MESIN BUBUT


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Mesin bubut adalah salah satu mesin perkakas yang dibuat dari logam, yang berguna untuk membentuk benda kerja dengan cara menyayat dengan gerakan utamanya adalah berputar. Di bidang industri, mesin bubut sangat berperan, terutama di dalam industri permesinan, misalnya dalam industri otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan komponen–komponen kendaraan, seperti mur, baut, roda gigi, poros, tromol, dan lain sebagainya. Penggunaan mesin bubut juga dapat dihubungkan dengan mesin lain seperti mesin bor (drilling machine), mesin gerinda (grinding machine), mesin frais (milling machine), mesin sekrap (shaping machine), mesin gergaji (sawing machine), dan mesin–mesin yang lainnya.

Kemajuan dalam bidang teknologi yang semakin berkembang merupakan aspek sebuah pengetahuan dan teknologi yang mengharuskan kalangan pendidikan tinggi untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam penguasaan teknologi. Terutama pada teknologi tepat guna. Teknologi tepat guna merupakan teknologi yang tepat sasaran yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Pengembangan teknologi tepat guna harus lebih ditingkatkan sebagai penunjang pemanfaatan teknologi masyarakat Indonesia. Perkembangan teknologi computer saat ini telah mengalami kemajuan yang amat pesat. Dalam hal ini komputer telah diaplikasikan ke dalam alat – alat mesin perkakas di antaranya mesin bubut, mesin frais, mesin sekrap, dan mesin bor. Hasil perpaduan teknologi komputer dan teknologi mekanik inilah yang selanjutnya dinamakan CNC (Computer Numerically Controlled). Sistem pengoperasian CNC menggunakan program yang dikontrol langsung oleh komputer. Secara umum konstruksi mesin perkakas CNC dan sistem kerjanya adalah sinkronisasi antara komputer dan mekaniknya. Jika dibandingkan dengan mesin perkakas konvensional yang setaraf dan sejenis, mesin perkakas CNC lebih unggul baik dari segi ketelitian (accurate), ketepatan (precision), fleksibilitas, dan kapasitas produksi. Sehingga di era modern seperti saat ini banyak industri–industri mulai meninggalkan mesin–mesin perkakas konvensional dan beralih menggunakan mesin–mesin perkakas CNC, salah satunya yaitu mesin bubut. Perkembangan dalam bidang industri manufaktur terutama dalam pembentukan material logam dengan menggunakan mesin bubut maju begitu pesat, maka mahasiswa lulusan perguruan tinggi program studi Teknik industri harus memiliki pemahaman dan kemampuan dalam menggunakan mesin bubut untuk pembuatan sebuah produk dan aplikasinya dalam dunia kerja khususnya dalam bidang industri.

  

1.2  Tujuan Praktikum

Praktikum proses produksi mesin bubut (lathe) ini bertujuan sebagai berikut :

1.      Untuk mengetahui dan memahami fungsi  dari mesin bubut.

2.      Untuk mengetahui dan memahami pengoperasian dan  mekanisme kerja dari mesin bubut.

3.  Untuk mengetahui dan mampu mengerjakan pekerjaan dengan mesin bubut dalam dunia kerja khususnya bidang industri.

4.      Untuk mengetahui aplikasi mesin bubut dalam bidang industri.

5.      Untuk mengenal dan mengetahui tentang bagian–bagian dari mesin bubut.

6.  Untuk mengenal dan mengetahui tentang peralatan dan perlengkapan yang digunakan pada praktikum mesin bubut dan fungsinya.

7.      Untuk mengetahui dan mempelajari perbedaan mesin bubut dengan mesin perkakas lainnya.


1.3  Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum proses produksi mesin bubut (lathe) ini adalah sebagai berikut :

1.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami fungsi dari mesin bubut.

2.    Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengoperasian dan mekanisme kerja dari mesin bubut.

3.    Mahasiswa dapat mengetahui dan mampu mengerjakan pekerjaan dengan mesin bubut dalam dunia kerja khususnya bidang industri.

4.      Mahasiswa dapat mengetahui aplikasi mesin bubut dalam bidang industri.

5.      Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui tentang bagian–bagian dari mesin bubut.

6.   Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui tentang peralatan dan perlengkapan yang digunakan pada praktikum mesin bubut dan fungsinya.

7.  Mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari perbedaan mesin bubut dengan mesin perkakas lainnya.


1.4  Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

K3 pada praktikum proses produksi mesin bubut adalah :

1.      Praktikan diwajibkan untuk memakai pakaian kerja yang aman pada saat praktikum agar aman dari gram dan sisa–sisa hasil benda kerja setelah diproses dengan mesin bubut. Pakaian kerja yang aman dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Pakaian Kerja Yang Aman

(Sumber: google.co.id/pakaiankerjayangamanpadapraktikummesinbubut)

2.     Praktikan diwajibkan untuk menggunakan sepatu tertutup yang aman agar terlindung dari geram dan sisa–sisa benda kerja yang bertebaran di lantai. Gambar sepatu boots praktikum dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Sepatu Boots Praktikum

(Sumber: google.co.id/sepatusafetyboots)

3.      Praktikan diwajibkan untuk menggunakan kaca mata pelindung pada saat proses praktikum mesin bubut agar gram dan sisa–sisa benda kerja tidak masuk ke mata. Gambar kacamata pelindung dapat dilihat pada Gambar 1.3.

Gambar 1.3 Kacamata Pelindung


4.  Praktikan dianjurkan untuk menggunakan helm praktikum dan untuk praktikan mahasiswi diwajibkan untuk mengikat rambut agar rambut tidak masuk dan tersangkut pada spindel. Gambar helm praktikum dapat dilihat pada Gambar 1.4.

Gambar 1.4 Helm Praktikum

(Sumber: google.co.id/helmpraktikum)

5.  Praktikan dianjurkan untuk menggunakan sarung tangan praktikum jika tersedia agar tangan terlindung dari gram dan sisa–sisa benda kerja yang bertebaran pada mesin bubut. Gambar sarung tangan safety dapat dilihat pada Gambar 1.5.

Gambar 1.5 Sarung Tangan Safety

(Sumber: google.co.id/sarungtanganpraktikum)

6.      Praktikan diwajibkan untuk mengenakan masker agar gram dan sisa–sisa benda kerja tidak terhirup.




BAB 2

DASAR TEORI

2.1  Definisi Mesin Bubut

Mesin bubut standar merupakan salah satu jenis mesin yang paling banyak digunakan pada bengkel-bengkel pemesinan baik itu di industri manufaktur, lembaga pendidikan kejuruan dan lembaga dikat atau pelatihan. Fungsi mesin bubut standar pada prinsipnya sama dengan mesin bubut lainnya, yaitu untuk: membubut muka atau facing, rata lurus atau bertingkat, tirus, alur, ulir, bentuk, mengebor, memperbesar lubang, mengkartel, memotong dan lain sebagainya. Gambar mesin bubut standar dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan Gambar fungsi mesin bubut standar dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.1 Mesin Bubut Standar

(Sumber: google.co.id/mesinbubutstandar)

Gambar 2.2 Fungsi Mesin Bubut Standar

(Sumber : google.co.id/fungsifungsimesinbubut)


2.2  Prinsip Kerja Mesin Bubut

Mesin bubut merupakan salah satu mesin konvensional yang umum dijumpai di industry pemesinan. Mesin bubut mempunyai gerak utama benda kerja berputar pada spindelnya dan alat potong bergerak sumbu x (memanjang) dan sumbu y (melintang).

Mesin bubut sendiri dirancang untuk membentuk benda kerja yang memiliki bentuk dasar yang silindris, contohnya pada pembuatan poros silindris, lubang silindris, poros kerucut silindris, dan membuat uliran. Selain membentuk benda-benda silindris, mesin bubut ini juga digunakan untuk meratakan suatu benda kerja dan melakukan proses knurling. Input dari proses mesin bubut ini yaitu yang menjadi penggerak dalam kerja mesin bubut adalah motor listrik.

Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan pisau bubut bergerak memanjang dan melintang. Dari kerja ini dihasilkan sayatan dan benda kerja yang umumnya simetris. Gambar cara kerja mesin bubut dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Cara Kerja Mesin Bubut

(Sumber: google.co.id/carakerjamesinbubut)


2.3  Jenis–Jenis Mesin Bubut

Jenis–jenis mesin bubut pada garis besarnya diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu:

1.      Mesin Bubut Ringan

Mesin bubut ringan dapat diletakan di atas meja, dan mudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan. Benda kerjanya berdimensi kecil (mini). Jenis ini umumnya digunakan untuk membubut benda-benda kecil dan biasanya dipergunakan untuk industri rumah tangga (home industry). Panjangnya mesin umumnya tidak lebih dari 1200 mm, dan karena bebanya ringan dapat diangkat oleh satu orang. Mesin bubut ringan ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan. Bentuk peralatannya kecil dan sederhana. Digunakan untuk mengerjakan benda-benda kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi atas mesin bubut bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut yang besar dan berat. Gambar mesin bubut ringan dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Mesin Bubut Ringan

(Sumber: google.co.id/mesinbubutringan)

2.      Mesin Bubut Standar

Jenis mesin bubut mesin bubut standar disebut sebagai mesin bubut standar karena di samping memiliki komponen seperti pada mesin ringan dan sedang juga telah dilengkapi berbagai kelengkapan tambahan yaitu keran pendingin, lampu kerja, bak penampung beram dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan darurat. Mesin bubut standar merupakan salah satu jenis mesin bubut yang paling banyak digunakan pada bengkel-bengkel pemesinan baik itu di industri manufaktur, lembaga pendidikan kejuruan dan lembaga diklat atau pelatihan. Pertimbangannya adalah jenis mesin bubut ini memiliki bentuk yang relatif sederhana, ukurannya tidak terlalu besar, praktis menggunakannya dan sederhana atau simple bentuknya. Gambar mesin bubut standar dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Mesin Bubut Standar

(Sumber: google.co.id/mesinbubutstandar)

3.      Mesin Bubut Sedang

Jenis mesin bubut sedang dapat membubut diameter benda kerja sampai dengan 200 mm dan panjang sampai dengan 100 mm cocok untuk industri kecil atau bengkel-bengkel perawatan dan pembuatan komponen. Umumnya digunakan pada dunia pendidikan atau pusat pelatihan, karena harganya terjangkau dan mudah dioperasikan. Mesin bubut sedang juga digunakan untuk pekerjaan yang memiliki banyak variasi dan membutuhkan ketelitian. Mesin bubut jenis ini dapat membubut material dengan diameter sampai dengan 200 mm dan panjang 100 mm. Tidak hanya untuk menghasilkan perkakas, mesin bubut sedang juga dapat digunakan untuk memperbaiki perkakas dan cocok digunakan sebagai peralatan pelatihan di sekolah kejuruan. Gambar mesin bubut sedang dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Mesin Bubut Sedang

(Sumber: google.co.id/mesinbubutsedang)


2.4  Bagian–Bagian Mesin Bubut

Untuk dapat digunakan secara maksimal, mesin bubut standar harus memilki bagian-bagian utama yang standar. Bagian-bagian mesin bubut standar di antaranya:

1.      Kepala Tetap (Head Stock)

Kepala tetap (head stock), terdapat spindel utama mesin yang berfungsi sebagai dudukan beberapa perlengkapan mesin bubut di antaranya: cekam (chuck), kollet, senter tetap, atau pelat pembawa rata (face plate) dan pelat pembawa berekor (driving plate). Alat-alat perlengkapan tersebut dipasang pada spindel mesin berfungsi sebagai pengikat atau penahan benda kerja yang akan dikerjakan pada mesin bubut. Gambar spindel utama mesin bubut dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Spindel Utama Mesin Bubut

(Sumber: google.co.id/spindelutamamesinbubut)

2.      Tool Post

Penjepit atau pemegang pahat (Tools Post) digunakan untuk menjepit atau memegang pahat. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua macam yaitu, pemegang pahat standar dan pemegang dapat disetel (adjustable tool post). Gambar tool post dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Tool Post

(Sumber: google.co.id)

3.      Tail Stock

Kepala lepas (tail stock) yang ditunjukkan pada Gambar 2.8, digunakan sebagai dudukan senter putar (rotary centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan mata bor bertangkai tirus yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve) kepala lepas. Senter putar (rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk mendukung ujung benda kerja agar putarannya stabil, sedangkan cekam bor atau mata bor dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk proses pengeboran. Untuk dapat melakukan dorongan senter tetap atau senter putar pada saat digunakan untuk menahan benda kerja dan mealkukan pengeboran pada ke dalaman tertentu sesuai tuntutan pekerjaan, kepala lepas dilengkapai roda putar yang disertai sekala garis ukur (nonius) dengan ketelitian tertentu, yaitu antara 0,01 s.d 0,05 mm. Kepala lepas ini berfungsi untuk mendukung benda kerja yang Panjang, di mana senter diam ataupun senter putar dapat dipasang pada kepala lepas ini. Berbeda dengan kepala tetap yang diam di tempat, maka kepala lepas dapat digeserkan maju atau mundur sepanjang alas mesin. Selain itu, kepala lepas dilengkapi dengan roda pemutar atau roda tangan yang dapat diputarkan secara manual dengan tangan sehingga poros kepala lepas bergerak memanjang dan memendek. Gambar Tail stock dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Tail Stock

(Sumber: google.co.id/tailstock)

4.      Bed Machine

Alas atau meja mesin bubut digunakan sebagai tempat kedudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan pada waktu pembubutan. Eretan utama (carriage) mesin bubut akan bergerak sepanjang alas mesin bubut sambal membawa eretan lintang, eretan atas, dan rumah pahat. Selain itu, alat/meja mesin bubut memilki permukaannya yang sangat halus, rata dan kedataran serta kesejajaranya dengan ketelitian sangat tinggi, sehingga gerakan kepala lepas dan eretan memanjang diatasnya pada saat melakukan penyayatan dapat berjalan lancar dan stabil sehingga dapat menghasilkan pembubutan yang presisi. Apabila alas ini sudah aus atau rusak, akan mengakibatkan hasil pembubutan yang tidak baik atau sulit mendapatkan hasil pembubutan yang sejajar. Bentuk alas atau meja mesin bubut bermacam-macam, ada yang bentuknya datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu. Alas mesin bubut ini memiliki permukaan yang rata dan halus. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut (kelurusan). Gambar bed machine dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Bed Machine

(Sumber: google.co.di/bedmachine)

5.      Spindle Speed Selector

Tuas pengatur kecepatan digunakan untuk mengatur kecepatan poros transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan yaitu kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk pengerjaan benda-benda berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan pengasaran, ulir, alur, mengkartel dan pemotongan (cut off). Gambar spindle speed selector dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11 Spindle Speed Selector

(Sumber: google.co.id/tugaspengaturkecepatan)

6.      Carriage

Eretan (Carriage) terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak melintang alas mesin dan eretan atas (top carriage), yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di atas eretan melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya. Gambar carriage dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Carriage

(Sumber: google.co.id/eretanbubut)

Poros transportir adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat atau trapesium dengan jenis ulir whitehworth (inchi) atau metrik (mm), berfungsi untuk membawa eretan pada waktu pembubutan secara otomatis, misalnya pembubutan arah memanjang atau melintang dan ulir. Poros transporter untuk mesin bubut standar pada umumnya kisar ulir transportirnya antara dari 6 ÷ 8mm. Poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan dalam proses pemakanan secara otomatis. Gambar poros transportir dan poros pembawa dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Poros Transportir dan Poros Pembawa

(Sumber: google.co.id/porostransportisdanporospembawabubut)

7.      Keran pendingin

Keran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin (collant) kepada benda kerja yang sedang dibubut dengan tujuan untuk mendinginkan pahat pada waktu penyayatan sehingga dapat menjaga pahat tetap tajam dan panjang umurnya. Hasil bubutannya pun halus. Gambar keran pendingin dapat dilihat pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Keran Pendingin

(Sumber: google.co.id/keranpendingin)


2.5  Jenis–Jenis Mata Pahat/Pisau Mesin Bubut

Menurut fungsinya, pahat bubut terdapat enam jenis yaitu, pahat bubut rata, sisi atau muka, potong, alur, champer dan ulir.

1.      Pahat Rata

Pahat bubut jenis ini digunakan untuk membubut permukaan rata pada bidang memanjang. Sistem kerjanya adalah dengan menggerakan pahat dari ujung luar benda kerja kearah cekam atau sebaliknya tergantung pahat kanan atau kiri.

2.      Pahat Sisi atau Muka

Pahat bubut jenis ini yang digunakan untuk membubut pada permukaan benda kerja. Sistem kerjanya adalah dengan menggerakkan dari tengah benda kerja ke arah keluar atau sebaliknya tergantung dari arah putarannya.

3.      Pahat Potong

Pahat jenis ini digunakan khusus untuk memotong suatu benda kerja hingga ukuran panjang tertentu.

4.      Pahat Alur

Pahat jenis ini digunakan untuk membentuk profil alur pada permukaan benda kerja. Bentuk tergantung dari pahat alur yang digunakan.

5.      Pahat Chamfer

Pahat jenis ini digunakan untuk menchamper pada ujung permukaan benda kerja. Besar sudut chamfer pada umumnya 45º.

6.      Pahat Ulir

Pahat jenis ini digunakan untuk membuat ulir pada permukaan benda kerja, baik pembuatan ulir dalam maupun ulir luar.

Gambar ilustrasi penggunaan dari berbagai jenis pahat bubut dapat dilihat pada gambar 2.15.

Gambar 2.15 Ilustrasi Penggunaan Pahat Bubut

(Sumber: google.co.id/ilustrasipenggunaanpahatbubut)




BAB 3

BAHAN, ALAT, DAN PROSEDUR KERJA


3.1      Bahan Praktikum Mesin Bubut

Bahan praktikum yang digunakan dalam praktikum mesin bubut ini adalah:

1.      Coolant, berfungsi sebagai pelumas dan cairan pendingin untuk mata pahat ketika melakukan penyayatan pada benda kerja. Coolant dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Coolant

2.      Benda kerja awal, berfungsi sebagai benda kerja yang terbuat dari besi silindris pejal yang akan dilakukan proses bubut menjadi gagang palu. Gambar benda kerja awal dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Benda Kerja Awal


3.2 Peralatan Praktikum Mesin Bubut

Peralatan praktikum yang digunakan dalam praktikum mesin bubut ini adalah sebagai berikut:

1.    Ampelas, berfungsi untuk menghaluskan permukaan benda kerja akhir. Ampelas dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Ampelas

2.   Benda kerja awal, berfungsi sebagai benda kerja yang terbuat dari besi silindris pejal yang akan dilakukan proses bubut menjadi gagang palu. Benda kerja ini terbuat dari besi pejal silindris. Gambar benda kerja awal dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Benda Kerja Awal

3.   Mata pahat diameter, berfungsi untuk melakukan proses bubut mengekecilkan diameter luar dari benda kerja silindris. Gambar mata pahat diameter dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Mata Pahat Diameter

4.     Mata pahat ulir, berfungsi untuk melakukan proses bubut membentuk ulir pada benda kerja silindris. Gambar mata pahat ulir dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Mata Pahat Ulir

5.     Mata pahat chamfer, berfungsi untuk melakukan proses bubut menyayat chamfer pada benda kerja. Gambar mata pahat chamfer dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Mata Pahat Chamfer

6.   Masker, berfungsi untuk mencegah agar gram dan sisa–sisa benda kerja yang bertebaran terhirup masuk ke dalam hidung. Gambar masker dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Masker

7.   Penggaris, berfungsi untuk mengukur panjang benda kerja awal dan untuk mengukur jarak yang akan dilakukan pengecilan diameter. Penggaris dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Penggaris

8.      Kunci chuck, berfungsi untuk mengatur cekam agar dapat memegang benda kerja dengan kuat pada bagian tengah. Gambar kunci chuck dapat dilihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10 Kunci Chuck

9.  Kuas, berfungsi untuk membersihkan gram pada mata pahat agar tidak mengganggu dan memperlambat proses bubut serta untuk meratakan ulen ke seluruh permukaan benda kerja ketika proses bubut. Kuas dapat dilihat pada Gambar 3.11.

Gambar 3.11 Kuas

10.  Jangkat sorong, berfungsi untuk mengukur diameter luar benda kerja. Jangka sorong dapat dilihat pada Gambar 3.12.

Gambar 3.12 Jangka Sorong

11.  Kunci Turret, berfungsi untuk membuka dan mengencangkan tool post. Gambar kunci turret dapat dilihat pada Gambar 3.13.

Gambar 3.13 Kunci Turret

12.  Kacamata, berfungsi untuk melindungi mata dari serpihan gram dan sisa–sisa benda kerja. Gambar kacamata dapat dilihat pada Gambar 3.14.

Gambar 3.14 Kacamata Pelindung

13.  Mesin Bubut, adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Mesin bubut yang digunakan pada praktikum ini berfungsi untuk melakukan praktikum mesin bubut dan membentuk benda kerja awal menjadi benda kerja akhir yaitu gagang palu. Mesin bubut standar dapat dilihat pada Gambar 3.15.

Gambar 3.15 Mesin Bubut



3.3  Prosedur Kerja pada Praktikum Mesin Bubut (Lathe)

Berikut adalah flowchart prosedur kerja mesin bubut:

Gambar 3.16 Flowchart Prosedur Kerja

      Langkah–langkah yang dilakukan dalam pembentukan gagang palu dengan proses pembubutan dengan mesin bubut adalah sebagai berikut.

1.  Mempersiapkan peralatan dan bahan praktikum mesin bubut yang akan digunakan sebelum praktikum.

2.   Lalu, membuka cekam pada mesin bubut dengan menggunakan kunci chuck dan menjepit benda kerja awal pada bagian center cekam. Gambar penjepitan benda kerja awal pada cekam dengan kunci chuck dapat dilihat pada Gambar 3.17.

Gambar 3.17 Penjepitan Benda Kerja Awal pada Cekam

3.    Jika benda kerja sudah kuat terjepit pada cekam, selanjutnya adalah mengendurkan mur pada tool post dengan menggunakan kunci turret dan memasang mata pahat chamfer pada tool post, dan setelah itu kencangkan kembali ketika mata pahat chamfer sudah terpasang pada tool post. Gambar penjepitan mata pahat chamfer pada tool post dapat dilihat pada Gambar 3.18.

Gambar 3.18 Penjepitan Mata Pahat Chamfer pada Tool Post

4.     Setelah itu, menyalakan mesin bubut dengan menekan tombol ON pada sisi belakang mesin bubut. Gambar penekanan tombol ON pada mesin bubut dapat dilihat pada Gambar 3.19.

Gambar 3.19 Penekanan Tombol ON

5.    Lalu, menggerakan spindel dengan cara menekan lalu menurunkan tuas bawah mesin bubut untuk berlawanan arah jarum jam dan menaikkan tuas untuk searah jarum jam. Kemudian, melakukan chamfer pada salah satu ujung benda kerja awal dengan mengarahkan mata pahat chamfer ke bagian ujung benda kerja awal dengan memutar. Gambar pembentukan chamfer dapat dilihat pada Gambar 3.20.

Gambar 3.20 Pembentukan Chamfer

6.      Jika ujung benda kerja sudah membentuk chamfer, lalu melepaskan benda kerja dari cekam dengan kunci chuck dan mengukur panjang dan diameter luar benda kerja dengan menggunakan jangka sorong. Gambar pengukuran dimensi benda kerja dapat dilihat pada Gambar 3.21.

Gambar 3.21 Pengkuruan Dimensi Benda Kerja

7.   Setelah benda kerja selesai diukur, lalu memasang mata pahat diameter pada tool post dengan menggunakan kunci turret untuk mengendurkan tool post kembali dan menjepit pahat diameter.

8.     Kemudian, memberikan tanda pada benda kerja yang akan dilakukan pengecilan diameter luarnya. Pemberian tanda sesuai dengan benda kerja akhir yaitu gagang palu yang telah ditentukan dimensinya. Gambar pemberian tanda pada benda kerja dapat dilihat pada Gambar 3.22.

Gambar 3.22 Pemberian Tanda pada Benda Kerja

9.      Setelah itu, memasang kembali benda kerja pada cekam dengan kunci chuck. Gambar pemasangan kembali benda kerja pada cekam dapat dilihat pada Gambar 3.23.

Gambar 3.23 Pemasangan Kembali Benda Kerja

10.   Setelah benda kerja sudah terpasang kuat pada cekam, melakukan pengecilan diameter benda kerja yang sesuai dengan tanda yang telah diberikan pada benda kerja dan dimensi yang telah ditentukan. Gambar pengecilan diameter luar benda kerja dapat dilihat pada Gambar 3.24.

Gambar 3.24 Pengecilan Diameter Luar Benda Kerja

11.  Setelah selesai, mengukur kembali diameter benda kerja pada cekam, apakah sudah sesuai atau belum, jika belum maka melakukan kembali pengecilan diameter luar pada benda kerja sampai dimensi benda kerja sesuai dengan yang telah ditentukan. Gambar pengukuran kembali dimensi benda kerja dapat dilihat pada Gambar 3.25.

Gambar 3.25 Pengukuran Dimensi Benda Kerja Kembali

12. Lalu, melepaskan benda kerja dari cekam dengan menggunakan kunci chuck kembali setelah dimensi benda kerja telah sesuai dengan yang telah ditentukan.

13.  Memasang mata pahat ulir pada tool post dengan menggunakan kembali kunci turret sampai pahat ulir terpasang dengan kuat.

14.  Lalu, memasang kembali benda kerja pada cekam dengan kunci chuck pada posisi sisi yang ingin dibentuk ulir.

15. Kemudian, jika benda kerja sudah kuat terjepit pada cekam, melakukan pembentukan ulir pada benda kerja bagian sisi yang memiliki diameter 9,6 mm. Gambar pembentukan ulir pada benda kerja dapat dilihat pada Gambar 3.26.

Gambar 3.26 Pembentukan Ulir pada Benda Kerja 

16. Ketika ulir sudah terbentuk, mengganti kembali mata pahat menjadi mata pahat chamfer dan melakukan pembentukan chamfer pada tiap ujung benda kerja akhir. Gambar pembentukan chamfer kembali benda kerja akhir dapat dilihat pada Gambar 3.27.

Gambar 3.27 Pembentukan Chamfer pada Benda Kerja Akhir

17.  Kemudian, melakukan penghalusan pada benda kerja akhir dengan menggunakan ampelas. Gambar penghalusan benda kerja akhir dapat dilihat pada Gambar 3.28.

Gambar 3.28 Penghalusan Benda Kerja Akhir

18.   Kemudian, melepaskan benda kerja akhir dari cekam dengan menggunakan kunci chuck kembali.

19. Lalu, mengukur kembali diameter dan panjang benda kerja akhir dengan menggunakan jangka sorong.

20.  Setelah itu, benda kerja akhir telah selesai dibentuk yaitu gagang palu dan praktikum telah selesai dilaksanakan. Gambar benda kerja akhir gagang palu dapat dilihat pada Gambar 3.29.

Gambar 3.29 Benda Kerja Akhir

21.   Merapikan kembali peralatan dan bahan–bahan praktikum ke tempat semula dan bersihkan kembali mesin bubut dari gram atau sisa–sisa benda kerja dengan menggunakan kuas.




BAB 4

HASIL PRAKTIKUM

4.1  Hasil Praktikum Sebelum dan Sesudah

Benda kerja awal pada praktikum mesin bubut ini adalah berbentuk silinder pejal besi. Benda kerja awal ini akan dibentuk gagang palu dengan tahap pertama yaitu pengecilan diameter luar benda kerja dan tahap kedua yaitu pembentukan ulir dengan bagian ujung permukaan benda kerja dibentuk chamfer terlebih dahulu. Dimensi benda kerja awal sebelum dilakukan proses bubut dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Dimensi Benda Kerja Awal (Silinder Pejal Besi)

Benda Kerja

Panjang (mm)

Diameter Luar (mm)

Silinder Pejal

125,1

19

    Gambar benda kerja awal sebelum diproses pada mesin sekrap dapat dilihat pada Gambar 4.1.

      Setelah diproses pembubutan dengan mesin bubut membentuk benda kerja akhir yaitu gagang palu. Dimensi gagang palu dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Dimensi Benda Kerja Akhir (Gagang Palu)

Benda Kerja

Panjang (mm)

Diameter A (mm)

Diameter B (mm)

Diameter C (mm)

Gagang Palu

125,1

9,6

14

18

      Gambar gagang palu dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Gagang Palu


4.1  Perhitungan

Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh data–data sebagai berikut:

Kedalaman potong (a)                         : 0,5 mm.

Hantaran potong (f)                            : 0,5 mm/put.

Kecepatan potong (Vc)                       : 19,887 m/menit.

Jenis pahat yang digunakan                : mata pahat bubut diameter.

Jenis benda kerja yang digunakan      : besi silindris pejal.

No.

n (r/min)

do (mm)

dm (mm)

Vf (mm/menit)

to (menit)

Lt (mm)

1

200

19

18

100

0,6

60

2

300

18

14

150

0,3

45

3

400

14

10

200

0,1

20

4

500

10

9,6

250

0,08

20

Keterangan tabel:

n = putaran (r/min)                                          do = diameter awal (mm)

dm = diameter akhir (mm)                               lt = Panjang pemakanan (mm)

Vf = kecepatan makan (mm/menit)                to = waktu pemesinan (menit)

Perhitungan tabel:

1.      Diketahui: n          = 200 r/min

do        = 19 mm

dm        = 18 mm

f           = 0,5 mm/r

Lt        = 60 mm

Ditanya:    Vf        = …. mm/menit

                           to      = … menit

Dijawab:   Vf        = f . n

                                    = 0,5 mm/r . 200 r/min

                        Vf        = 100 mm/menit.

                        to         = Lt/Vf

                                    = 60mm/ 100mm per menit.

                        tO         = 0,6 menit.

1.      Diketahui: n          = 300 r/min

do        = 18 mm

dm        = 14 mm

f           = 0,5 mm/r

Lt        = 45 mm

Ditanya:    Vf        = … mm/menit

                  to         = … menit

Dijawab:    Vf        = f. n

                              = 0,5 mm/r . 300 r/min

                  Vf        = 150 mm/menit

                  to         = Lt/Vf

                  to         = 45 mm/ 150 mm per menit.

                  to         = 0,3 menit.

2.      Diketahui: n          = 400 r/min

do        = 14 mm

dm        = 10 mm

f           = 0,5 mm/r

Lt        = 20 mm

Ditanya:    Vf        = … mm/menit

                        to         = … menit

Dijawab:   Vf        = f . n

                                    = 0,5 mm/r . 400 r/min

                                    = 200 mm/menit

                        to         = Lt/Vf

                        to         = 20 mm/200 mm per menit.

                        to         = 0,1 menit

3.      Diketahui: n          = 500 r/min

                        do        = 10 mm

                        dm        = 9,6 mm

                        f           =0,5 mm/r

                        Lt        = 20 mm

Ditanya:    Vf        = … mm/menit

                              to         = … menit

Dijawab:   Vf        = f . n

                                 = 0,5 mm/r . 500 r/min

                                 = 250 mm/menit

                     to         = Lt/Vf

                                 = 20 mm/250 mm per menit.

                     to         = 0,08 menit


4.3  Analisa Hasil Praktikum

Dalam melakukan proses pembubutan dengan mesin bubut, langkah pertama adalah mengenakan pakaian kerja yang aman, kacamata, dan masker ketika praktikum. Kemudian, langkah selanjutnya adalah persiapan peralatan dan bahan praktikum mesin bubut. Selanjutnya, benda kerja yang telah disediakan yaitu besi silindris pejal yang kondisinya cukup baik dan permukaannya kurang rata pada bagian kedua ujungnya, langsung dijepit pada cekam mesin bubut dengan membukanya terlebih dahulu dengan kunci chuck.

Setelah itu, jika benda kerja awal sudah terjepit pada cekam, mengendurkan mur pada tool post agar mata pahat chamfer dapat dipasang dengan menggunakan kunci turret. Kunci turret dan chuck yang digunakan kondisinya masih baik dan layak pakai. Lalu, kencangkan kembali tool post agar mata pahat chamfer dapat terjepit kuat. Kemudian, menyalakan mesin bubut dengan menekan tombol ON pada bagian belakang mesin bubut.

Lalu, jika mesin bubut telah nyala, menggerakan spindel mesin bubut dengan cara menurunkan tuas mesin bubut agar spindel berputar berlawanan arah jarum jam sedangkan jika menaikkan tuas mesin bubut maka spindel akan berputar searah jarum jam. Melakukan chamfer pada bagian ujung permukaan benda kerja agar bagian ujung benda kerja rata. Besar pemakanan (f) mata pahat chamfer adalah 0,5 mm dan kecepatan putaran (n) mata pahat chamfer adalah 450 rpm. Pada proses chamfer, pertama–tama adalah mengarahkan mata pahat ke bagian paling ujung dengan menggerakan roda kontrol derajat pemotongan x dan z ke bagian ujung benda kerja. Gambar menggerakan roda kontrol ke bagian ujung benda kerja dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Penggerakan Roda Kontrol ke Bagian Ujung Benda Kerja

Selanjutnya, melakukan chamfer pada bagian ujung benda kerja secara kira-kira dengan menggerakan roda kontrol derajat pemakanan dengan perlahan–lahan hingga terbentuk chamfer. Jika sudah terbentuk chamfer, maka langkah selanjutnya adalah melepaskan benda kerja dari cekam dengan menggunakan kunci chuck dan mengukur dimensi panjang dan diameter benda kerja dengan menggunakan jangka sorong.

Setelah itu, memasang mata pahat bubut diameter pada tool post dengan menggunakan kunci turret. Mata pahat bubut diameter ini memiliki kecepatan putaran (n) sebesar 450 rpm, sama dengan mata pahat chamfer. Besar pemakanan (f) mata pahat bubut diameter juga sama dengan mata pahat chamfer yaitu sebesar 0,5 mm.

Kemudian, langkah selanjutnya adalah memberikan tanda pada benda kerja yang akan dilakukan pengecilan diameter luarnya. Pemberian pertama tanda ini terdapat pada 60 mm dari bagian ujung benda kerja, kemudian dilanjutkan pada 45 mm dari tanda pertama, dan dilanjutkan dengan 20 mm dari tanda kedua.

Setelah diberikan tanda, benda kerja kembali dipasang pada cekam, dan melakukan proses pengecilan diameter luar benda kerja. Pengecilan diameter benda kerja juga diawali dengan penentuan titik awal dengan menggerakan mata pahat ke bagian ujung benda kerja dengan roda kontrol derajat pemotongan sampai terasa mata pahat tersentuh benda kerja lalu menekan tuas agar tool post dapat otomatis bergerak sampai tanda yang diberikan dan tuas dinaikkan. Untuk mengecilkan diameter luar pada benda kerja sebesar 1 mm diperlukan 2 kali pengecilan karena mata pahat bubut diameter hanya dapat memakan sebesar 0,5 mm dalam satu kali proses pemakanan. Maka dari itu, pada pengecilan diameter 19 mm sampai 18 mm yang dilakukan sepanjang 60 mm dari bagian ujung benda kerja harus dilakukan dua kali dan seterusnya sampai pada bagian sisi paling ujung dikecilkan menjadi 9,60 mm.

Setelah itu, mengukur kembali diameter benda kerja dengan menggunakan jangka sorong dan jika diameter benda kerja belum sesuai dengan yang telah ditentukan maka harus dilakukan pengecilan diameter kembali sampai diameter sesuai dengan yang telah ditentukan.

Kemudian, jika diameter benda kerja telah sesuai, melakukan chamfer kembali pada setiap bagian ujung benda kerja sampai terbentuk chamfer. Pada proses chamfer dan pengecilan diameter benda kerja ini, mata pahat harus diberikan coolant agar tidak cepat aus dan proses pembubutan dapat lancar karena ulen ini merupakan cairan pendingin dan pelumas untuk mata pahat mesin bubut.

Gambar pemberian coolant dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Pemberian Coolant pada Mata Pahat

Melepaskan benda kerja dari cekam dan memasang mata pahat ulir pada tool post dengan menggunakan kunci turret kembali sampai mata pahat terjepit dengan kuat pada tool post. Lalu, memasang kembali benda kerja pada cekam dengan memposisikan bagian benda kerja yang akan dibentuk ulir. Mata pahat ulir ini memiliki besar pemakanan (f) sebesar 0,2 mm dan memiliki kecepatan putaran (n) sebesar 45 rpm. Membentuk ulir ini juga diawali dengan mengatur titik awal pada bagian ujung benda kerja. Jika sudah, melakukan pembentukan ulir pada bagian benda kerja yang memiliki diameter 9,6 mm dengan menekan tuas kembali agar tool post bergerak otomatis. Tujuan gerakan otomatis ini adalah agar hasil pengecilan diameter dan pembentukan ulir serta proses pembubutan lainnya dapat menghasilkan permukaan yang rata dan bagus. Jika mata pahat ulir telah sampai pada perbatasan antara bagian ulir dengan bagian tengah maka menaikkan tuas agar kendali otomatis berhenti dan menghentikan mesin bubut. Lalu, mengatur pada tuas agar dinaikkan ke atas untuk memutar spindel searah jarum jam guna membentuk ulir yang benar. Lalu, menaikkan tuas pengendali otomatis agar tool post bergerak berlawanan arah dari arah semula. Melakukan proses ini beberapa kali agar mendapatkan bentuk ulir yang benar. Setelah mendapatkan bentuk ulir yang benar, maka benda kerja akhir yaitu gagang palu telah selesai dibentuk dan praktikum telah selesai. Pembuatan ulir ini merupakan proses yang paling susah karena jika ada kesalahan pemakanan sedikit saja maka kepala palu tidak dapat masuk ke gagang palu.


4.4  Faktor Kesalahan

Faktor kesalahan pada praktikum mesin bubut ini dapat kami simpulkan adalah:

1.   Ketidaktelitian pengukuran tinggi dan diameter benda kerja awal karena jangka sorong dan penggaris masih bersifat analog.

2.      Tidak akuratnya pemberian tanda pada benda kerja awal yang akan dikecilkan diameternya.

3.      Gram yang mengganggu dan menyebabkan proses pembubutan menjadi tidak sempurna atau cacat.

4.    Kurangnya pemberian coolant yang menyebabkan mata pahat cepat aus dan terganggunya proses pembubutan.



BAB 5

KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari praktikum proses produksi mesin bubut adalah:

1.   Besar pemakanan (f) mata pahat bubut diameter dan mata pahat chamfer yaitu sebesar 0,5 mm sedangkan mata pahat ulir dan ampelas sebesar 0,2 mm.

2.    Kecepatan putaran (n) mata pahat bubut diameter dan chamfer adalah sebesar 450 rpm sedangkan mata pahat ulir dan ampelas adalah sebesar 45 rpm.

3.    Proses pembubutan pada mesin bubut ini menerapkan konsep pergeseran material logam pada benda kerja sehingga menghasilkan permukaan benda kerja yang halus dan rata.

4.    Penjepitan benda kerja pada cekam harus diberikan jarak dari dalam cekam agar mata pahat tidak menyentuh cekam yang akan mengakibatkan patahnya mata pahat.

5.   Pada penyayatan pertama harus mengukur titik awal mata pahat yang tersentuh tipis pada benda kerja agar benda kerja tidak langsung tersayat dalam yang mengakibatkan patahnya mata pahat.



DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Ani. Mesin Bubut Standar/Senter (Centre Lathe Machine) (On-Line). Tersediadiwww:https://www.academia.edu/29051918/MESIN_BUBUT_STANDAR_SENTER_CENTRE_LATHE_MACHINE (9 Desember 2014)

Fauzi. Zul. Modul Tutorial Mesin Bubut. Yogyakarta : Program Studi Teknik Industri. Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Yogyakarta, 2017.

Madara, Fahdiar. Latar Belakang Masalah Mesin Bubut. Tersedia di www: https://www.academia.edu/8843757/BAB_I_PENDAHULUAN_A._Latar_Belakang_Masalah (11 Oktober 2015)

Nugraha, Aditya. Prinsip Kerja Mesin Bubut (On-Line). Tersedia di www: https://www.academia.edu/9068906/BAB_II_MESIN_BUBUT_A._Prinsip_Kerja_Mesin_Bubut (20 November 2016)

Rahdiyanta, Dwi. Buku 2 Proses Bubut (Turnin). Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, 2010

Suranto. Teknik Pemesinan Bubut 1 . Cimahi: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013






LAMPIRAN







GAMBAR TEKNIK FUSION 360

1. Gambar Benda Kerja Sebelum Proses Bubut.

2. Benda Kerja Sesudah Proses Bubut.


TUGAS SETELAH PRAKTIKUM

Setelah praktikan menyelesaikan praktikum, selanjutnya buatlah laporan dan jawablah pertanyaan berikut :

1.      Jelaskan langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum proses pembubutan

2.      Jelaskan disertai grafik hubungan antara kecepatan potong terhadap waktu pemotongan

3.      Jelaskan disertai grafik hubungan antara waktu pemotongan terhadap panjang pemotongan

4.      Gambarkan benda kerja yang dihasilkan dari praktikum pembubutan

 

JAWAB:

1.  Langkah–langkah yang dilakukan dalam pembentukan gagang palu dengan proses pembubutan dengan mesin bubut adalah sebagai berikut.

  • a.       Mempersiapkan peralatan dan bahan praktikum mesin bubut yang akan digunakan sebelum praktikum.

  • b.      Lalu, membuka cekam pada mesin bubut dengan menggunakan kunci chuck dan menjepit benda kerja awal pada bagian center cekam.

  • c.      Jika benda kerja sudah kuat terjepit pada cekam, selanjutnya adalah mengendurkan mur pada tool post dengan menggunakan kunci turret dan memasang mata pahat chamfer pada tool post, dan setelah itu kencangkan kembali ketika mata pahat chamfer sudah terpasang pada tool post.

  • d.      Setelah itu, menyalakan mesin bubut dengan menekan tombol ON pada sisi belakang mesin bubut.

  • e.       Lalu, menggerakan spindel dengan cara menekan lalu menurunkan tuas bawah mesin bubut untuk berlawanan arah jarum jam dan menaikkan tuas untuk searah jarum jam. Kemudian, melakukan chamfer pada salah satu ujung benda kerja awal dengan mengarahkan mata pahat chamfer ke bagian ujung benda kerja awal dengan memutar.

  • f.        Jika ujung benda kerja sudah membentuk chamfer, lalu melepaskan benda kerja dari cekam dengan kunci chuck dan mengukur panjang dan diameter luar benda kerja dengan menggunakan jangka sorong.

  • g.      Setelah benda kerja selesai diukur, lalu memasang mata pahat diameter pada tool post dengan menggunakan kunci turret untuk mengendurkan tool post kembali dan menjepit pahat diameter.

  • h.      Kemudian, memberikan tanda pada benda kerja yang akan dilakukan pengecilan diameter luarnya. Pemberian tanda sesuai dengan benda kerja akhir yaitu gagang palu yang telah ditentukan dimensinya.

  • i.        Setelah itu, memasang kembali benda kerja pada cekam dengan kunci chuck.

  • j.        Setelah benda kerja sudah terpasang kuat pada cekam, melakukan pengecilan diameter benda kerja yang sesuai dengan tanda yang telah diberikan pada benda kerja dan dimensi yang telah ditentukan.

  • k.      Setelah selesai, mengukur kembali diameter benda kerja pada cekam, apakah sudah sesuai atau belum, jika belum maka melakukan kembali pengecilan diameter luar pada benda kerja sampai dimensi benda kerja sesuai dengan yang telah ditentukan.

  • l.        Lalu, melepaskan benda kerja dari cekam dengan menggunakan kunci chuck kembali setelah dimensi benda kerja telah sesuai dengan yang telah ditentukan.

  • m.    Memasang mata pahat ulir pada tool post dengan menggunakan kembali kunci turret sampai pahat ulir terpasang dengan kuat.

  • n.      Lalu, memasang kembali benda kerja pada cekam dengan kunci chuck pada posisi sisi yang ingin dibentuk ulir.

  • o.      Kemudian, jika benda kerja sudah kuat terjepit pada cekam, melakukan pembentukan ulir pada benda kerja bagian sisi yang memiliki diameter 9,6 mm.

  • p.      Ketika ulir sudah terbentuk, mengganti kembali mata pahat menjadi mata pahat chamfer dan melakukan pembentukan chamfer pada tiap ujung benda kerja akhir.

  • q.      Kemudian, melakukan penghalusan pada benda kerja akhir dengan menggunakan ampelas.

  • r.        Kemudian, melepaskan benda kerja akhir dari cekam dengan menggunakan kunci chuck kembali.

  • s.       Lalu, mengukur kembali diameter dan panjang benda kerja akhir dengan menggunakan jangka sorong.

  • t.        Setelah itu, benda kerja akhir telah selesai dibentuk yaitu gagang palu dan praktikum telah selesai dilaksanakan.

  • u.      Merapikan kembali peralatan dan bahan–bahan praktikum ke tempat semula dan bersihkan kembali mesin bubut dari gram atau sisa – sisa benda kerja dengan menggunakan kuas.



2.

Pada grafik dapat dilihat bahwa hubungan antara kecepatan potong (Vc) terhadap waktu pemotongan (to) adalah waktu pemotongan berbanding terbalik dengan kecepatan potong. Jika waktu pemotongan semakin besar atau lama, maka kecepatan potong akan semakin kecil.


3.    

Pada grafik dapat dilihat bahwa hubungan antara waktu pemotongan (to) terhadap panjang pemotongan (Lt) adalah waktu pemotongan berbanding lurus dengan panjang pemotongan. Jika waktu pemotongan semakin besar atau lama maka panjang pemotongan akan semakin besar pula.


4.   Benda kerja yang dihasilkan dari praktikum pembubutan dapat dilihat pada gambar teknik benda kerja dapat dilihat pada halaman selanjutnya.



TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM

1.      Apakah tujuan dari praktikum ini?

2.      Sebutkan jenis-jenis mesin bubut!

3.      Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian dari mesin bubut!

4.      Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis pahat bubut!

JAWAB:

1.      Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari dan memahami proses produksi pembentukan logam menggunakan mesin bubut.

2.      Berdasarkan kemampuan pengerjaan, mesin bubut dikelompokkan menjadi lima kelompok besar, yaitu:

  • a.       Mesin bubut ringan

  • b.      Mesin bubut revolver

  • c.       Mesin bubut sedang

  • d.      Mesin bubut standart

  • e.       Mesin bubut beralas Panjang

3.      Adapun bagian-bagian dari mesin bubut antara lain:

  • a.       Kepala tetap (head stock), digunakan untuk kedudukan cekam.

  • b.      Kepala lepas (tail stock), digunakan untuk menempatkan centre jalan (live centre).

  • c.       Eretan atas, digunakan untuk kedudukan tool holder.

  • d.      Eretan lintang (cross slide), berfungsi untuk proses pemotongan melintang.

  • e.       Eretan memanjang, berfungsi untuk penyayatan memanjang (longitudinal turning).

f.        Bed mesin, berfungsi untuk tempat kedudukan pembawa (carried).

g.      Sumbu pengatur jarak kisar (lead screw), berfungsi untuk proses pembuatan ulir (threading turning).

h.      Sumbu pengatur gerak maju pemotongan (feed shaft), berfungsi untuk menggerakkan pahat secara otomatis baik memanjang maupun melintang.


4.      Pahat roughing (roughing tool), bentuknya dapat lurus atau bengkok dan dibuat kuat untuk pengerjaan kasar. Sedangkan, pahat finishing (finishing tool), permukaan yang halus dari benda kerja akan diperoleh jika menggunakan pahat finishing. 


Baik teman - teman semua, sebelumnya saya ingin bertima kasih kepada asisten laboratorium proses produksi dan dosen mata kuliah praktikum proses produksi yang telah memberikan banyak dukungan dan pembelajaran pada praktikum proses produksi mesin bubut ini. Akhir kata, selamat belajar dan semoga bermanfaat. Salam sehat.

-Andrean Yonathan



Comments

Popular posts from this blog

Ergonomi (Sistem Manusia-Mesin dan Interaksinya)

Proses Manufaktur (Soal - Soal Tugas Mandiri)

Praktikum Proses Produksi (Mesin Sekrap)