Ergonomi (Sebuah Pengantar Sederhana)
Selamat datang kembali teman – teman semua dan
pembaca yang setia pada blog saya. Terima kasih teman – teman semua dan pembaca
yang sudah setia membaca sampai akhir. Pada postingan kali ini, saya akan berbagi
kepada teman – teman semua tentang salah satu mata kuliah utama pada keilmuan teknik
industri yaitu ergonomi. Semoga pengantar sederhana ini dapat bermanfaat dan
dapat membuat teman – teman semua paham mengenai ergonomi. Selamat membaca. Untuk
referensi buku yang saya gunakan adalah buku Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya
yang ditulis oleh Eko Nurmianto dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember pada
tahun 1996.
ERGONOMI
(SEBUAH PENGANTAR
SEDERHANA)
1. Pendahuluan
Dalam keilmuan teknik
industri, Anda akan mempelajari tentang ergonomi dan merupakan mata kuliah
utama pada keilmuan teknik industri. Ergonomi ini secara umumnya adalah suatu ilmu
yang mempelajari tentang penerapan kesehatan, keselamatan dan juga kenyamanan
kerja pada manusia (pekerja) dengan memperhitungkan berbagai aspek yang akan
membuat manusia tersebut nyaman dan sehat dalam bekerja. Aspek – aspek yang
diperhitungkan ini dapat berupa desain dan perancangan tempat kerja yang nyaman,
desain produk atau barang kepada pelanggan yang indah dan juga aman ketika digunakan,
desain atau perancangan alat bantu dalam bekerja yang ergonomis dan sesuai
dengan manusia tersebut serta menyesuaikan tugas atau beban kerja kepada
manusia (pekerja) sesuai dengan bidang keahlian dan juga sifat manusia
tersebut.
Menurut Nurmianto, (1996),
dalam buku Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, dijelaskan bahwa istilah “ergonomi”
berasal dari Bahasa Latin yaitu ERGON (KERJA) dan NOMOS (HUKUM
ALAM) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek – aspek manusia dalam
lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering,
manajemen dan desain/perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi,
efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di
rumah dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem di
mana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan
tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Ergonomi juga disebut
sebagai “Human Factors”. Selain itu, ergonomi juga dapat diterapkan
untuk bidang fisiologi, psikologi, perancangan, analisis, sintesis, evaluasi
proses kerja dan produk bagi wiraswastawan, manajer, pemerintahan, militer,
dosen dan mahasiswa.
Menurut International
Ergonomics Association / IEA, (2002), dijelaskan bahwa ergonomi adalah suatu
ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara manusia dengan elemen – elemen lain
pada suatu sistem dan pekerjaan yang mengaplikasikan teori, prinsip data dan
metode untuk bisa merancang suatu sistem yang optimal, dilihat dari sisi
manusia dan kinerjanya. Ergonomi memberikan sumbangan dalam rancangan dan
evaluasi tugas, produk, pekerjaan, lingkungan dan sistem kerja agar bisa
dipakai secara harmonis sesuai kebutuhan, kemampuan dan keterbatasan manusia.
Penerapan ergonomic pada umumnya
merupakan aktivitas – aktivitas seperti rancang bangun (desain) ataupun rancang
ulang (re-desain). Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya
perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches), platform, kursi,
pegangan alat kerja (workholders), sistem pengendali (controls),
alat peraga (displays), jalan/lorong (access ways), pintu (doors),
jendela (windows), dan lain – lain.
Ergonomi juga dapat berperan
sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi, misalnya: penentuan jumlah jam
istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja),
meningkatkan variasi pekerjaan, perancangan sistem dan area kerja serta
lainnya. Ergonomi juga dapat berperan dalam perancangan sistem perangkat lunak
(software) karena semakin banyak perangkat lunak yang digunakan dalam
bekerja. Misalnya penyampaian informasi pada sistem computer harus diusahakan
sesuai dan cocok pada kemampuan pemrosesan informasi pada manusia yang bekerja
tersebut.
Di samping itu, ergonomi juga
memberikan peranan penting dalam kesehatan dan keselamatan kerja. Misalnya pada
desain sistem kerja pada pekerja yang dapat terhindar dari penyakit – penyakit akibat
kerja, desain tempat kerja yang sehat dan aman bagi pekerja, adanya alat bantu
dalam suatu sistem kerja yang dapat mengurangi kelelahan bagi pekerja. Hal –
hal ini merupakan berbagai upaya penerapan ergonomi dalam suatu sistem kerja
yang bertujuan untuk optimisasi sistem kerja, meminimumkan risiko kesalahan
kerja dan kegagalan kerja, efisiensi kerja serta mengurangi risiko kesehatan akibat
metode kerja yang tidak tepat.
Satu penerapan ergonomi yang
tidak kalah pentingnya adalah untuk desain (perancangan) dan evaluasi produk.
Produk – produk yang dirancang ini haruslah dapat dengan mudah diterapkan
(dimengerti dan digunakan) pada sejumlah populasi masyarakat tertentu tanpa
mengakibatkan bahaya, ketidaknyamanan, risiko kesehatan dan keselamatan bagi
pengguna itu sendiri dalam penggunaannya.
Salah satu contoh penerapan ergonomi
dalam metode kerja yang sederhana adalah pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa cara
mengambil barang yang berada di lantai adalah dengan cara sebelah kanan karena
lebih ergonomis. Jika kita melakukan dengan cara sebelah kiri, metode tersebut
kurang ergonomis karena terjadi gerakan yang menyebabkan tulang belakang harus
membengkok untuk mengambil barang di lantai serta beban barang ketika diangkat
juga tertumpu pada tulang belakang. Cara metode pengambilan barang seperti ini
tidak sehat jika sering dilakukan, karena posisi kerja ini membuat tulang
belakang harus membengkok untuk mengambil barang di lantai tersebut sehingga
tulang belakang digunakan sebagai tumpuan utama dalam mengangkat beban. Tulang
belakang yang sering digunakan dalam posisi – posisi kerja yang tidak baik seperti
contohnya pada posisi kerja sebelah kiri, dapat menyebabkan gangguan – gangguan
kesehatan nantinya.
Gambar 1. Posisi Pengambilan
Barang di Lantai
(Sumber:
www.google.co.id/ergonomiteknikindustri)
2. Sejarah
Ergonomi
Pada
pembahasan sejarah ergonomi ini juga saya ambil dari buku Ergonomi Konsep Dasar
dan Aplikasinya, (1996), yang ditulis oleh Eko Nurmianto. Jadi dijelaskan bahwa
istilah “Ergonomi” mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang
berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya. Beberapa
kejadian penting diilustrasikan sebagai berikut:
C.T.
THACKRAH, ENGLAND, 1831.
Thackrah
adalah seorang dokter dari Inggris/England yang meneruskan pekerjaan dari
seorang Italia bernama Ramazzini, dalam serangkaian kegiatan yang berhubungan
dengan lingkungan kerja yang tidak nyaman yang dirasakan oleh para operator di
tempat kerjanya. Ia mengamati postur tubuh pada saat bekerja sebagai bagian
dari masalah kesehatan. Pada saat itu, Thackrah mengamati seorang penjahit yang
bekerja dengan posisi dan dimensi kursi-meja yang kurang sesuai secara
antropometri, serta pencahayaan yang tidak ergonomis sehingga mengakibatkan
membungkuknya badan dan iritasi indera penglihatan. Di samping itu juga
mengamati para pekerja yang berada pada lingkungan kerja dengan temperatur
tinggi, kurangnya ventilasi, jam kerja yang panjang dan gerakkan kerja yang
berulang – ulang (repetitive work).
F.W. TAYLOR, U.S.A., 1898.
Frederick
W. Taylor adalah seorang insinyur Amerika yang menerapkan metode ilmiah untuk
menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan. Beberapa
metodenya merupakan konsep ergonomi dan manajemen modern. Frederick W. Taylor
juga dikenal sebagai Bapak dari Teknik Industri. Berikut ini adalah foto dari
Frederick W. Taylor yang dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2.
Frederick W. Taylor
(Sumber:
www.google.co.id/fredericktaylor)
F.B. GILBRETH, U.S.A.,
1911.
Gilbreth
juga mengamati dan mengoptimasi metode kerja, dalam hal ini lebih mendetail
dalam Analisa Gerakan dibandingkan dengan Taylor. Dalam bukunya Motion Study
yang diterbitkan pada tahun 1911, ia menunjukkan bagaimana postur
membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem meja yang dapat diatur
naik-turun (adjustable). Berikut ini adalah foto dari Frank dan Lillian
Gilbreth yang dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3.
Frank dan Lillian Gilbreth
(Sumber:
www.google.co.id/frankandlilliangilbreth)
3. Dasar Keilmuan dari Ergonomi
Menurut Eko Nurmianto, (1996), dalam
buku Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, dijelaskan bahwa banyak penerapan ergonomi
yang hanya berdasarkan sekedar “common sense” (dianggap suatu hal yang
sudah biasa terjadi), dan hal itu benar, jika sekiranya suatu keuntungan yang
besar bisa didapat hanya sekedar dengan penerapan suatu prinsip yang sederhana.
Hal ini biasanya merupakan kasus di mana ergonomi belum dapat diterima sepenuhnya
sebagai alat untuk proses desain, akan tetapi masih banyak aspek ergonomi yang
masih jauh dari kesadaran manusia. Karakteristik funsional dari manusia seperti
kemampuan penginderaan, waktu respon/tanggapan, daya ingat, posisi optimum tangan
dan kaki untuk efisiensi kerja otot, dan lain – lain adalah merupakan suatu hal
yang belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat awam. Agar didapat suatu perancangan
pekerjaan maupun produk yang optimum daripada tergantung dan harus dengan “trial
and error” maka pendekatan ilmiah harus segera diadakan.
Ilmu – ilmu terapan yang banyak berhubungan
dengan fungsi tubuh manusia adalah anatomi dan fisiologi. Untuk menjadi ergonom
diperlukan pengetahuan dasar tentang fungsi dari sistem kerangka otot. Yang
berhubungan dengan hal tersebut adalah KINESIOLOGI (mekanika pergerakan
manusia/mechanics of human movement) dan BIOMEKANIKA (aplikasi ilmu
mekanika teknik untuk analisis sistem kerangka otot-manusia). Ilmu – ilmu ini
akan memberikan modal dasar untuk mengatasi masalah postur dan pergerakan
manusia di tempat dan ruang kerjanya.
Di samping itu, suatu hal yang vital
pada penerapan ilmiah untuk ergonomi adalah ANTROPOMETRI (kalibrasi tubuh
manusia). Dalam hal ini terjadi penggabungan dan pemakaian data antropometri
dengan ilmu – ilmu statistik yang menjadi prasyarat utamanya.
Dalam penerapan ergonomi, adalah
penting untuk secara langsung mengikutsertakan pembahasan tentang sistem secara
menyeluruh agar tidak perlu adanya studi lanjut maupun re-desain. Kadang kala
kita berhadapan dengan keterbatasan dalam penempatan lingkup kinerja secara ergonomi,
akan tetapi berbagai macam usaha hendaknya selalu dilakukan dalam rangka
penyesuaian sebaik mungkin dengan sistem kerja yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Nurmianto,
Eko. (1996). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Eko Nurmianto, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia. Jakarta: Guna Widya.
Baik, teman – teman dan pembaca semua. Terima kasih telah
membaca, semoga bermanfaat dan berguna bagi kalian semua. Referensi dari post
ini dari buku Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, dengan penulisnya Eko
Nurmianto dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, pada tahun 1996, penerbit
Guna Widya. Jika teman – teman tertarik dengan ergonomi dapat belajar lebih
lanjut dari buku tersebut. Salam sehat.
-Andrean Yonathan
Comments
Post a Comment