Praktikum Proses Produksi (Mesin Sekrap)

Selamat datang kembali para pembaca yang setia, semoga sehat selalu. Pada postingan saya kali ini masih berlanjut mengenai praktikum proses produksi. Postingan ini adalah kelanjutan dari praktikum proses produksi mesin frais. Semoga bermanfaat dan selamat belajar. Pengalaman praktikum proses produksi mesin sekrap ini akan saya bagi dalam bentuk laporan praktikum juga.

LAPORAN PRAKTIKUM
PROSES PRODUKSI
MESIN SEKRAP


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Mesin Sekrap (shaping machine) disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin ini digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung, beralur, dan lain - lain, pada posisi mendatar, tegak, ataupun miring. Mesin Sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan utama lurus bolak-balik secara vertikal maupun horizontal. Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah benda yang disayat atau dipotong dalam keadaan diam (dijepit pada ragum) kemudian pahat bergerak lurus bolak balik atau maju mundur melakukan penyayatan. Hasil gerakan maju mundur lengan mesin/pahat diperoleh dari motor yang dihubungkan dengan roda bertingkat melalui sabuk (belt). Dari roda bertingkat, putaran diteruskan ke roda gigi antara dan dihubungkan ke roda gigi penggerak engkol yang besar. Roda gigi tersebut beralur dan dipasang engkol melalui tap. Jika roda gigi berputar maka tap engkol berputar eksentrik menghasilkan gerakan maju mundur lengan. Kedudukan tap dapat digeser sehingga panjang eksentrik berubah dan berarti pula panjang langkah berubah.

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri, kemajuan teknologi sangat berkembang dengan pesat. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan kecepatan dan efisensi proses produksi dengan menggunakan mesin sekrap. Produk yang dihasilkan merupakan produk yang ergonomis dan tingkat kesalahan atau kecacatan yang rendah dibandingkan pengerjaan proses produksi dengan tenaga manusia. Dalam perkembangan lebih lanjut ilmu keteknikan, proses pemesinan dengan menggunakan mesin sekrap ini sangat penting terutama dalam bidang industri masa kini. Pada praktikum mesin sekrap ini banyak sekali hal yang dapat diperoleh seperti pengertian mesin sekrap, fungsi – fungsi mesin sekrap, mekanisme kerja mesin sekrap, jenis – jenis mesin sekrap, dan bagian – bagian dari mesin sekrap. Hal – hal ini sangat penting untuk diketahui sebagai dasar pengoperasian mesin sekrap dalam dunia kerja dan industri. Pada program studi teknik industri sangat penting untuk dibekali cara pengoperasian dan pengetahuan dasar mesin sekrap agar dapat mengoperasikan mesin sekrap pada dunia kerja dan praktik kerja lapangan, oleh karena itu praktikum mesin sekrap ini wajib dilakukan untuk semua mahasiswa program studi teknik industri.


1.2  Tujuan Praktikum

Praktikum proses produksi mesin sekrap (shaping machine) ini bertujuan sebagai berikut :

1.      Agar mahasiswa daapat mengetahui dan memahami fungsi mesin sekrap.

2.      Agar Mahasiswa mengetahui dan memahami pengoperasian dan mampu mengerjakan pekerjaan dengan mesin sekrap.

3.      Agar mahasiswa paham mengenai pembentukan logam melalui proses pemotongan garis lurus guna menghasilkan permukaan benda kerja yang rata.


1.3  Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum proses produksi mesin sekrap (shaping machine) ini adalah sebagai berikut:

  • 1.      Mahasiswa dapat mengenal mesin sekrap.
  • 2.      Mahasiswa dapat mengetahui tentang pengoperasian dan pengerjaan dengan menggunakan mesin sekrap.
  • 3.      Mahasiswa dapat mengenal alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
  • 4.      Mahasiswa dapat mengenal cara kerja dengan mesin sekrap yang aman dan sehat.
  • 5.      Mahasiswa dapat mengenal berbagai jenis mesin sekrap yang umum digunakan.
  • 6.      Mahasiswa dapat mengenal berbagai jenis mata pahat yang digunakan.
  • 7.  Mahasiswa dapat mengenal berbagai jenis benda kerja yang umum digunakan dalam proses produksi.
  • 8.   Mahasiswa dapat mengenal proses produksi dari suatu benda kerja menjadi benda jadi atau produk akhir.
  • 9.      Mahasiswa dapat siap dalam praktik kerja lapangan pada dunia kerja di bidang teknik.
  • 10.  Mahasiswa dapat mengetahui keselamatan dan kesehatan kerja pada praktikum mesin sekrap.
  • 11.  Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami fungsi dari mesin sekrap.
  • 12.  Mahasiswa dapat mengenal perbedaan mesin sekrap dengan mesin perkakas lainnya.

1.4  Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

K3 pada praktikum proses produksi mesin sekrap adalah :

  • 1.      Praktikan diwajibkan untuk memakai pakaian kerja yang aman pada saat praktikum.

Gambar 1.1 Pakaian Kerja Yang Aman

(Sumber: google.co.id/pakaiankerjayangamanpadapraktikummesinsekrap)

2.      Praktikan diwajibkan untuk menggunakan sepatu tertutup yang aman.

Gambar 1.2 Sepatu Boots Praktikum

(Sumber: google.co.id/sepatusafetyboots) 

  • 3.       Praktikan dianjurkan untuk menggunakan kaca mata pelindung jika tersedia.

Gambar 1.3 Kacamata Pelindung

(Sumber: google.co.id/kacamatapelindungaman)

4.      Praktikan dianjurkan untuk menggunakan helm praktikum jika tersedia.

Gambar 1.4 Helm Praktikum

(Sumber: google.co.id/helmpraktikum)

    • 5.      Praktikan dianjurkan untuk menggunakan sarung tangan praktikum jika tersedia.

Gambar 1.5 Sarung Tangan Safety

(Sumber: google.co.id/sarungtanganpraktikum




BAB 2

DASAR TEORI

2.1  Pengertian Mesin Sekrap

Mesin sekrap adalah mesin yang relatif sederhana. Biasanya digunakan dalam ruang alat atau mengerjakan pemesinan benda kerja yang jumlahnya satu atau dua buah untuk prototype (benda contoh). Pahat yang digunakan sama dengan pahat bubut. Proses sekrap tidak terlalu memerlukan perhatian/ konsentrasi bagi operatornya ketika melakukan penyayatan. Mesin sekrap yang sering digunakan adalah mesin sekrap horisontal. Selain itu ada mesin sekrap vertikal yang biasanya dinamakan mesin Slotting/slotter.

Mesin Sekrap (shaping machine) disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin ini digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung, beralur, dan lain - lain, pada posisi mendatar, tegak, ataupun miring. Mesin Sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan utama lurus bolak-balik secara vertikal maupun horizontal.


2.2  Prinsip Kerja Mesin Sekrap

Mekanisme yang mengendalikan mesin sekrap ada dua macam yaitu mekanik dan hidrolik. Pada mekanisme mekanik digunakan crank mechanism. Pada mekanisme ini roda gigi utama (bull gear) digerakkan oleh sebuah pinion yang disambung pada poros motor listrik melalui gear box dengan empat, delapan, atau lebih variasi kecepatan. RPM dari roda gigi utama tersebut menjadi langkah per menit (strokes per minute, SPM). Gambar skematik mekanisme dengan sistem hidrolik dapat dilihat pada. Mesin dengan mekanisme sistem hidrolik kecepatan sayatnya dapat diukur tanpa bertingkat, tetap sama sepanjang langkahnya. Pada tiap saat dari langkah kerja, langkahnya dapat dibalikkan sehingga jika mesin macet lengannya dapat ditarik kembali. Kerugiannya yaitu penyetelen panjang langkah tidak teliti.

 

2.3  Jenis – Jenis Mesin Sekrap

Mesin Sekrap adalah mesin yang relatif sederhana. Biasanya digunakan dalam ruang alat atau untuk mengerjakan benda kerja yang jumlahnya satu atau dua buah untuk prototype (benda contoh). Pahat yang digunakan sama dengan pahat bubut. Proses sekrap tidak terlalu memerlukan perhatian/ konsentrasi bagi operatornya ketika melakukan penyayatan. Mesin sekrap yang sering digunakan adalah mesin sekrap horizontal. Selain itu, ada Mesin Sekrap vertical yang biasanya dinamakan mesin slotting/slotter. Proses sekrap ada dua macam yaitu proses sekrap (shaper) dan planner. Proses sekrap dilakukan untuk benda kerja yang relatif kecil, sedang proses planner untuk benda kerja yang besar.

  • 1.      Mesin Sekrap Datar atau Horizontal (shaper). Gambar mesin sekrap datar atau horizontal dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Mesin Sekrap Datar atau Horizontal (shaper)

(Sumber: google.co.id/mesinsekraphorizontal)

Mesin jenis ini umum dipakai untuk produksi dan pekerjaan serbaguna terdiri atas rangka dasar dan rangka yang mendukung lengan horizontal. Benda kerja didukung pada rel silang sehingga memungkinkan benda kerja untuk digerakkan ke arah menyilang atau vertikal dengan tangan atau penggerak daya. Pada mesin ini pahat melakukan gerakan bolak-balik, sedangkan benda kerja melakukan gerakan ingsutan. Panjang langkah maksimum sampai 1000 mm, cocok untuk benda pendek dan tidak terlalu berat.

  • 2.      Mesin Sekrap Vertikal (slotter). Mesin sekrap vertical dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Mesin Sekrap Vertikal (slotter)

(Sumber: google.co.id/mesinsekrapvertikal)

Mesin Sekrap jenis ini digunakan untuk pemotongan dalam, menyerut dan bersudut serta untuk pengerjaan permukaan-permukaan yang sukar dijangkau. Selain itu mesin ini juga bisa digunakan untuk operasi yang memerlukan pemotongan vertikal. Gerakan pahat dari mesin ini naik turun secara vertikal, sedangkan benda kerja bisa bergeser ke arah memanjang dan melintang. Mesin jenis ini juga dilengkapi dengan meja putar, sehingga dengan mesin ini bisa dilakukan pengerjaan pembagian bidang yang sama besar.

  • 3.      Mesin Sekrap Eretan (planner). Mesin sekrap eretan dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Mesin Sekrap Eretan (planner)

(Sumber: google.co.id/mesinsekraperetan)

  

2.4  Bagian – Bagian Mesin Sekrap

Badan mesin merupakan keseluruhan mesin tempat mekanik penggerak dan tuas pengatur. Meja mesin fungsinya merupakan tempat kedudukan benda kerja atau penjepit benda kerja. Meja mesin didukung dan digerakkan oleh eretan lintang dan eretan tegak. Eretan lintang dapat diatur otomatis.  Bagian utama mesin sekrap dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Bagian Utama Mesin Sekrap

(Sumber: google.co.id/bagianutamamesinsekrap)

Lengan fungsinya untuk menggerakan pahat maju mundur. Lengan diikat dengan engkol menggunakan pengikat lengan. Kedudukan lengan di atas badan dan dijepit pelindung lengan agar gerakannya lurus.

Eretan pahat fungsinya untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat. Dengan memutar roda pemutar maka pahat akan turun atau naik. Ketebalan pamakanan dapat dibaca pada dial. Eretan pahat terpasang di bagian ujung lengan dengan ditumpu oleh dua buah mur baut pengikat. Eretan dapat dimiringkan untuk penyekrapan bidang bersudut atau miring. Kemiringan eretan dapat dibaca pada pengukur sudut eretan.

Pengatur kecepatan fungsinya untuk mengatur atau memilih jumlah langkah lengan mesin per-menit. Untuk pemakanan tipis dapat dipercepat. Pengaturan harus pada saat mesin berhenti.

Tuas panjang langkah berfungsi mengatur panjang pendeknya langkah pahat atau lengan sesuai panjang benda yang disekrap. Pengaturan dengan memutar tap ke arah kanan atau kiri. Tuas posisi pahat ini terletak pada lengan mesin dan berfungsi untuk mengatur kedudukan pahat terhadap benda kerja. Pengaturan dapat dilakukan setelah mengendorkan pengikat lengan.

Tuas pengatur gerakan otomatis meja melintang berfungsi untuk menyekrap secara otomatis diperlukan pengaturan-pengaturan panjang engkol yang mengubah gerakan putar mesin pada roda gigi menjadi gerakan lurus meja. Dengan demikian meja melakukan gerak ingsutan (feeding).


2.5  Macam – Macam Pahatan Mesin Sekrap

Prinsip dasar pemotongan yaitu pahat bergerak maju mundur, benda kerja bergerak ke arah melintang. Pemotongan hanya terjadi pada gerak langkah maju, pada saat langkah mundur benda kerja bergeser. Prinsip pemotongan mesin sekrap dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Prinsip Pemotongan Mesin Sekrap

(Sumber: google.co.id/prinsippemotonganmesinsekrap)

Macam – macam pahatan mesin sekrap adalah sebagai berikut:

1. Pahat sekrap kasar lurus

2. Pahat sekrap kasar melengkung

Pahat sekrap kasar lurus dan kasar melengkung dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Pahat Sekrap Kasar Lurus dan Melengkung

(Sumber: google.co.id/pahatsekraplurusdanmelengkung 

3. Pahat sekrap datar

4. Pahat sekrap runcing

Pahat sekrap datar dan sekrap runcing dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Pahat Sekrap Datar dan Runcing

(Sumber: google.co.id/pahatsekrapdatardanruncing)

5. Pahat sekrap sisi

6. Pahat sekrap sisi kasar

7. Pahat sekrap sisi datar

Pahat sekrap sisi, sekrap sisi kasar, dan sekrap sisi datar dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Pahat Sekrap Sisi, Sisi Kasar, dan Sisi Datar

(Sumber: google.co.id/pahatsekrapsisisisidatardansisikasar) 

8. Pahat sekrap profil

Pahat sekrap profil dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Pahat Sekrap Profil

(Sumber: google.co.id/pahatsekrapprofil)

9.   Pahat sekrap masuk ke dalam atau pahat sekrap masuk ke luar lurus

10. Pahat sekrap masuk dalam atau pahat sekrap masuk ke luar diteruskan

Pahat sekrap dalam lurus dan pahat luar dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11 Pahat Sekrap Dalam Lurus dan Pahat Luar

(Sumber: google.co.id/pahatsekrapdalamlurusdanpahatluar)




BAB 3

BAHAN, ALAT, DAN PROSEDUR KERJA

3.1  Bahan dan Peralatan Praktikum

        Bahan dan peralatan praktikum yang digunakan dalam praktikum mesin sekrap ini adalah :

1.   Mesin sekrap lengkap dengan kunci dan alat irisnya/mata pahatnya. Berfungsi untuk melaksanakan praktikum utama dan membentuk benda kerja awal menjadi benda kerja akhir yaitu kepala palu. Mesin sekrap dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Mesin Sekrap

2.      Vernier caliper/jangka sorong. Berfungsi untuk mengukur panjang dan lebar benda kerja awal sebelum diproses pada mesin sekrap. Jangka sorong dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Vernier Caliper/Jangka Sorong 

3.      Mistar/penggaris. Berfungsi untuk mengukur panjang dan lebar dari benda kerja awal dan akhir. Gambar mistar dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Mistar/Penggaris

4.      Penitik. Berfungsi untuk menandakan panjang dan lebar yang telah diukur dan menandakan batas pemotongan pada mesin sekrap. Gambar penitik dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Penitik

5.      Kikir. Berfungsi untuk menghaluskan permukaan benda kerja di awal praktikum sebelum benda kerja diproses pada mesin sekrap. Gambar kikir dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Kikir

6.      Palu. Berfungsi untuk menekan benda kerja pada ragum mesin sekrap agar paralel tidak  bergerak ketika benda kerja dijepit untuk diproses. Gambar palu dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Palu

7.      Kunci pas. Berfungsi untuk melonggarkan ragum agar benda kerja dapat dilepas. Gambar kunci pas dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Kunci Pas

8.      Kunci engkol. Berfungsi untuk menggerakan engkol agar ragum dapat diposisikan ke kiri atau ke kanan dan dapat berfungsis sebagai penggerak pada engkol belakang untuk membetulkan pengarah pada mesin sekrap jika macet. Kunci engkol dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Kunci Engkol

9.  Paralel. Berfungsi untuk menahan benda kerja di ragum agar tidak bergerak pada proses pemotongan. Paralel dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Paralel

10.      Kuas. Berfungsi untuk membersihkan chip/geram pada benda kerja ketika sedang diproses agar tidak mengganggu dan memperlambat mata pahat dalam pemotongan. Kuas dapat dilihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10 Kuas

11.      Benda kerja awal logam ST-41. Berfungsi sebagai bahan kerja awal praktikum yang digunakan untuk menghasilkan benda produk jadi yaitu kepala palu. Benda kerja awal ini berbentuk silinder dan berukuran Panjang 7 cm dan diameter 2,155 cm. Benda kerja awal dapat dilihat pada Gambar 3.11.

Gambar 3.11 Benda Kerja Awal


3.2  Prosedur Kerja pada Praktikum Mesin Sekrap (Shaping Machine)

Berikut adalah flowchart prosedur kerja mesin sekrap.

Gambar 3.12 Flowchart Prosedur Kerja

            Langkah – langkah yang dilakukan dalam pembentukan benda kerja ST-41 dengan proses pemotongan mesin sekrap adalah sebagai berikut.

1.   Mempersiapkan alat – alat kerja praktikum dan memakai perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

2.    Memilih dan mengambil spesimen atau benda kerja awal yang kondisi nya baik dan tidak berkarat.

3.   Lalu, buka ragum dan masukkan benda kerja awal ke dalam ragum. Gambar penjepitan benda kerja awal ke dalam ragum dapat dilihat pada Gambar 3.13.

Gambar 3.13 Pembukaan Ragum dan Penjepitan Benda Kerja Awal Pada Ragum

4.      Menghaluskan bagian permukaan spesimen dengan menggunakan kikir yang tidak rata agar tidak menghambat proses pada mesin sekrap. Gambar penghalusan benda kerja awal dapat dilihat pada Gambar 3.14.

Gambar 3.14 Penghalusan Benda Kerja Awal dengan Menggunakan Kikir 

5.      Setelah bagian permukaan spesimen rata dan halus, ukur lah tinggi dan diameter spesimen dengan menggunakan vernier caliper/jangka sorong atau dengan mistar. Catat hasil ukurannya. Gambar pengukuran diameter luar benda kerja awal dapat dilihat pada Gambar 3.15 dan gambar pengukuran panjang pada Gambar 3.16.

Gambar 3.15 Pengukuran Diameter Luar Benda Kerja Awal dengan Menggunakan Jangka Sorong

Gambar 3.16 Pengukuran Tinggi Benda Kerja Awal dengan Menggunakan Mistar

6.    Kemudian, jepit kembali benda kerja awal pada ragum dan tandai bentuk pola persegi dengan penitik atau spidol dengan bantuan mistar. Gambar penandaan benda kerja awal dapat dilihat pada Gambar 3.17.

Gambar 3.17 Penandaan Benda Kerja Awal dengan Menggunakan Spidol 

7.   Lepas benda kerja awal dari ragum. Setelah itu, buka ragum pada mesin sekrap dengan menggunakan kunci pas dan masukkan terlebih dahulu paralel kemudian benda kerjanya. Gambar peletakan paralel dan benda kerja ke dalam ragum dapat dilihat pada Gambar 3.18 dan Gambar 3.19.

Gambar 3.18 Memasukan Paralel ke Dalam Ragum Pada Mesin Sekrap

Gambar 3.19 Memasukan Benda Kerja ke Dalam Ragum Setelah Paralel

8.      Lalu, kencangkan ragum dengan menggunakan kunci pas hingga kunci ragum tidak dapat diputar. Gambar pengencangan ragum dapat dilihat pada Gambar 3.20.

Gambar 3.20 Pengencangan Ragum dengan Kunci Pas 

9.      Kemudian, pukul benda kerja dengan palu hingga paralel dan benda kerja tidak bergeser. Gambar pemukulan benda kerja dengan palu dapat dilihat pada Gambar 3.21.

Gambar 3.21 Pemukulan Benda Kerja dengan Palu

10.  Setelah itu, lakukan penyetingan awal dengan mengatur ragum ke bagian tengah (center) dengan menggunakan kunci engkol dan atur mata pahat hingga menyentuh benda kerja tetapi tidak terpotong. Gambar penyetingan ragum dapat dilihat pada Gambar 3.22 dan pengaturan mata pahat dapat dilihat pada Gambar 3.23.

Gambar 3.22 Penyetingan Ragum dengan Menggunakan Kunci Engkol

Gambar 3.23 Pengaturan Mata Pahat Hingga Menyentuh Benda Kerja Tetapi Tidak Terpotong

11. Kemudian nyalakan mesin dengan menarik tuas, lalu rasakan apakah benda kerja sudah tersentuh tipis. Jika belum tersentuh, maka turunkan perlahan mata pahat sedikit demi sedikit dengan mengatur derajat pemotongan. Gambar tuas mesin sekrap dapat dilihat pada Gambar 3.24 dan pengaturan derajat pemotongan dapat dilihat pada Gambar 3.25.

Gambar 3.24 Tuas Mesin Sekrap

Gambar 3.25 Pengaturan Derajat Pemotongan

12.  Jika sudah terasa tersentuh, matikan mesin terlebih dahulu. Jika mesin sudah mati, aturlah derajat pemotongan pada nol derajat dan atur ragum pada bagian kanan atau kiri lewat dari benda kerja dengan menggunakan kunci engkol (arah bebas). Jangan lupa atur arah pemotongan ke kiri atau ke kanan. Gambar pengaturan derajat pemotongan nol derajat dapat dilihat pada Gambar 3.26.

Gambar 3.26 Pengaturan Derajat Pemotongan Pada Nol Derajat

Gambar derajat pemotongan pada nol derajat dapat dilihat pada Gambar 3.27.

Gambar 3.27 Derajat Pemotongan Pada Nol Derajat

13.  Naikkan derajat pemotongan pada 15 derajat (derajat pemotongan optimal), lalu atur arah ragum agar bergerak bersilangan dengan mata pahat, lalu nyalakan mesin kembali. Jika ragum tidak mau bergerak maka pukul pemutar ragum agar mesin berbunyi kembali yang menunjukkan ragum bergerak kembali kearah yang telah ditentukan. Gambar proses pemotongan dengan derajat pemotongan 15 derajat dapat dilihat pada Gambar 3.28.

Gambar 3.28 Proses Pemotongan Dengan Derajat Pemotongan 15 Derajat 

14. Bersihkan chip atau gram pada saat proses pemotongan agar tidak menghambat proses pemotongan dengan menggunakan kuas. Gambar pembersihan gram dengan kuas dapat dilihat pada Gambar 3.29.

Gambar 3.29 Pembersihan Geram Agar Tidak Menghambat Pemotongan

15.  Jika benda sudah terpotong hingga akhir sisi, matikan mesin dan lihat benda kerja apakah sudah membentuk pola sudut 90 derajat atau pola persegi, jika belum maka tambahkan derajat pemotongan sebesar 15 derajat sampai sisi tersebut berbentuk pola persegi atau sudut 90 derajat. Kemudian, keluarkan benda kerja dari ragum dengan menggunakan kunci pas untuk melonggarkan ragum.

16.  Lakukan langkah  7 sampai 15 kembali sampai semua sisi terbentuk pola 90 derajat atau berbentuk pola persegi, dan benda kerja awal menjadi bentuk balok pejal. Jika arah pemotongan tidak dapat diatur, maka aturlah mata pahat maju atau mundur dengan kunci engkol agar arah pemotongan dapat diatur kembali. Gambar balok pejal dapat dilihat pada Gambar 3.30.

Gambar 3.30 Benda Kerja Awal yang Telah Dibentuk Menjadi Balok Pejal

17.  Setelah benda kerja menjadi balok pejal, longgarkan ragum dengan kunci pas dan lepaskan balok pejal dari ragum. Lalu, ukur panjang dan lebar balok pejal dengan menggunakan jangka sorong. Gambar pengukuran panjang dan lebar balok pejal dapat dilihat pada Gambar 3.31.

Gambar 3.31 Pengukuran Panjang dan Lebar Balok Pejal

18.  Lalu, ukur pola segitiga agar balok pejal dapat dibentuk menjadi kepala palu dan tandai dengan menggunakan penitik atau spidol. Gambar penandaan bentuk pola segitiga pada balok pejal dapat dilihat pada Gambar 3.32.

Gambar 3.32 Penandaan Bentuk Pola Segitiga Pada Balok Pejal 

19. Kemudian, masukkan paralel pada ragum lalu masukkan balok pejal secara miring pada ragum dan kencangkan dengan palu hingga kencang dan tidak bergeser. Berikan space atau jarak agar ragum tidak terpotong pada bagian bawah balok pejal. Gambar peletakan miring balok pejal pada ragum dapat dilihat pada Gambar 3.33.

Gambar 3.33 Peletakan Miring Balok Pejal pada Ragum

20.  Atur derajat pemotongan hingga menyentuh tipis pada bagian paling atas balok pejal dan atur arah pemotongan pada arah kiri atau kanan bersilangan dengan arah ragum pada arah bebas terlebih dahulu. Kemudian nyalakan mesin dan rasakan apakah sudah tersentuh atau belum. Jika belum atur derajat pemotongan sampai tersentuh sedikit demi sedikit.

21. Jika sudah tersentuh, matikan mesin dan atur derajat pemotongan pada nol derajat dan tambahkan 10 derajat. Lalu nyalakan mesin.

22.  Jika sudah terpotong hingga akhir sisi, matikan mesin dan tambahkan derajat pemotongan sebesar 15 derajat.

23. Setelah terpotong hingga akhir sisi, tambahkan kembali 15 derajat sampai bagian paling bawah hingga batas garis yang telah ditandai dan akhirnya akan menghasilkan benda kerja akhir yaitu kepala palu. Gambar benda kerja akhir dapat dilihat pada Gambar 3.34.

Gambar 3.34 Benda Kerja Akhir Yaitu Kepala Palu



BAB 4

HASIL PRAKTIKUM

4.1  Hasil Praktikum Sebelum dan Sesudah

Benda kerja awal pada praktikum mesin sekrap ini adalah berbentuk silinder pejal dengan tipe ST-41. Benda kerja awal ini akan dibentuk bentuk balok pejal terlebih dahulu yang akhirnya akan dibentuk produk akhir yaitu kepala palu dengan salah satu sisi nya adalah sisi miring. Dimensin benda kerja awal sebelum dilakukan proses pemotongan menjadi balok pejal dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Dimensi Benda Kerja Awal (Silinder Pejal)

Tipe

Tinggi (cm)

Diameter (cm)

ST-41

7

2,155

Gambar benda kerja awal sebelum diproses pada mesin sekrap dapat dilihat pada Gambar 4.1.

 

Gambar 4.1 Benda Kerja Awal

Setelah diproses pemotongan dengan mesin sekrap membentuk pola persegi pada sisi depan dan belakang, maka benda kerja awal mengalami perubahan bentuk menjadi balok pejal. Dimensi balok pejal dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Dimensi Balok Pejal

Tipe

Panjang (cm)

Lebar (cm)

ST-41

7

1,575

Gambar balok pejal dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Balok Pejal

Setelah itu, balok pejal akan dibentuk kembali menjadi kepala palu dengan cara menggambar bentuk pola segitiga pada ujung satu sisi nya sebagai titik acuan dalam pembentukan sisi miring. Dimensi benda kerja akhir yaitu kepala palu dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Dimensi Kepala Palu

Tipe

Panjang a

Panjang c

Tinggi b

Tinggi d

Panjang e

ST-41

4,25 cm

7,10 cm

1,58 cm

0,79 cm

2,85 cm


 
Gambar benda kerja akhir yaitu kepala palu dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Benda Kerja Akhir Yaitu Kepala Palu


4.2 Analisa Hasil Praktikum

Dalam melakukan proses pemotongan pada mesin sekrap, benda kerja awal mengalami perubahan bentuk menjadi balok pejal dan akhirnya membentuk benda kerja akhir yaitu kepala palu dalam beberapa tahap atau proses, tidak dapat langsung dibuat menjadi benda kerja akhir atau kepala palu. Persiapan alat dan bahan merupakan langkah awal pada praktikum ini, yang saya lihat adalah alat praktikum masih bersifat analog dan kondisinya kurang baik untuk praktikum. Benda kerja awal atau spesimen yang tersedia juga kondisinya sudah berkarat dan kurang baik permukaannya. Lalu, pada penghalusan benda kerja awal, alat kikir masih lumayan baik kondisinya dan proses penghalusan berjalan dengan baik tanpa hambatan. Pada pengukuran diameter dan tinggi benda kerja awal, jangka sorong dan penggaris yang digunakan masih baik kondisinya tetapi masih bersifat analog sehingga pengukuran akan kurang akurat. Setelah itu, pembuatan pola pada benda kerja awal menggunakan spidol yang menurut saya tidak mudah karena menurut saya spidol tidak terlalu peka pada logam tipe ST-41 dan penitik menurut saya tidak terlalu berguna karena setelah kami tandai dengan penitik, tanda titik pada permukaan benda kerja tidak terlihat jelas yang akan menghambat praktikum. Kemudian pada saat pemotongan, benda kerja menurut saya kurang dapat terjepit dengan kuat pada ragum yang akan mengakibatkan pemotongan tidak sempurna. Derajat pemotongan juga masih bersifat analog sehingga pengukuran ke dalaman potong menjadi kurang akurat. Pengatur arah jalannya ragum juga sering macet dan harus diatur ulang menggunakan kunci engkol pada engkol belakang mesin sekrap. Pemutar jalan ragum juga sering macet pula dan harus dipukul oleh logam silinder besar agar dapat berjalan kembali. Keseluruhan, mesin sekrap yang digunakan untuk praktikum ini sudah tua dan masih layak digunakan untuk praktikum selama hal – hal yang menghambat jalannya praktikum masih dapat diatasi.

Mata pahat yang digunakan masih baru dan kondisinya masih sangat baik. Ke dalaman potong yang kami gunakan dan merupakan kewajiban dari asisten lab kami adalah sebesar 15 derajat pada pemotongan pola persegi karena asisten lab kami berkata bahwa 15 derajat ini merupakan derajat pemotongan yang optimal, yang oleh karena itu pemotongan pada tiap sisi nya membutuhkan proses yang lebih dari satu kali atau berulang. Proses ini akan menghasilkan balok pejal dengan 4 sisi persegi panjang dan 2 sisi persegi. Menurut saya selama proses pemotongan, gram atau chip sisa hasil potongan dari logam sedikit menghambat dan mengganggu proses pemotongan benda kerja sehingga kami harus membersihkannya jika sudah banyak. Proses pemotongan selanjutnya yaitu pemotongan pola segitiga pada bagian ujung sisi persegi panjang untuk membentuk sisi miring. Pada pemotongan sisi miring ini, garis sisi miring diletakan sedikit di atas batas garis agar meja ragum tidak terpotong oleh mata pahat. Pembuatan pola segitiga ini harus akurat pengukurannya agar kepala palu dapat terbentuk sesuai yang diharapkan dan pemotongan tidak melebihi batas sehingga hasil sisi miring akan simetris.

4.3  Faktor Kesalahan

Faktor kesalahan pada praktikum mesin sekrap ini dapat kami simpulkan adalah:

1.     Ketidaktelitian pengukuran tinggi dan diameter benda kerja awal karena jangka sorong dan mistar masih bersifat analog.

2.      Tidak akuratnya pemberian tanda pola persegi pada benda kerja awal.

3.   Geram yang mengganggu dan menyebabkan pemotongan menjadi tidak sempurna atau cacat.


BAB 5

KESIMPULAN

 

             Kesimpulan yang didapat dari praktikum proses produksi mesin sekrap adalah:

1.      Derajat pemotongan yang optimal pada proses pemotongan mesin sekrap adalah 15 derajat.

2.     Pada saat pengukuran dan penandaan pola segitiga, harus presisi dan akurat agar sisi miring dapat simetris.

3. Kondisi benda kerja awal yang berkarat dan kurang halus dapat mengganggu dan menghambat proses pemotongan benda kerja.

4.     Proses pemotongan pada mesin sekrap ini menggunakan konsep pergeseran material logam pada benda kerja sehingga menghasilkan permukaan benda kerja yang halus dan rata.

5.    Pemotongan pada sisi miring kepala palu harus diberikan jarak atau space dari garis batas potong agar meja ragum tidak ikut terpotong.

6.     Pemotongan membentuk bentuk balok pejal harus berbentuk sudut 90 derajat pada tiap sisi nya, jika belum maka harus dipotong kembali sampai terbentuk.

7.     Pada pemotongan pertama, mata pahat harus tersentuh tipis pada benda kerja, jika langsung terpotong dalam maka mata pahat akan rusak.



DAFTAR PUSTAKA

Widarto. 2008. Teknik Pemesinan Jilid 2 untuk SMK. Jakarta: Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Thomas Adi Oktavianus. Laporan Praktikum Mesin Sekrap.

https://www.scribd.com/document/93884417/Laporan-Praktikum-Mesin-Sekrap. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 17 Mei 2012. (Diakses: 8 September Pukul 14:00).

Dr. Dwi Rahdiyanta. Buku 5 Proses Sekrap.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PROSES%20SEKRAP%20(BUKU%205).pdf. Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Yogyakarta. 2010. (Diakses: 8 September Pukul 13:00).




LAMPIRAN




TUGAS SETELAH PRAKTIKUM

            Setelah praktikan menyelesaikan praktikum, selanjutnya buatlah laporan dan jawablah pertanyaan berikut :

1. Jelaskan langkah kerja dalam proses pembentukan logam menggunakan mesin sekrap.

2. Sebutkan pekerjaan apa saja yang dapat dilakukan pada mesin sekrap.

3. Sebutkan elemen-elemen mesin sekrap serta fungsinya.

4. Gambarkan benda kerja yang dihasilkan dari praktikum proses sekrap.

 

Jawab:

1. Langkah kerja dalam proses pembentukan logam menggunakan mesin sekrap adalah sebagai berikut :

a)      Mempersiapkan alat – alat kerja praktikum dan memakai perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

b)      Memilih dan mengambil spesimen atau benda kerja awal yang kondisi nya baik dan tidak berkarat.

c)      Lalu, buka ragum dan masukkan benda kerja awal ke dalam ragum.

d)      Menghaluskan bagian permukaan spesimen dengan menggunakan kikir yang tidak rata agar tidak menghambat proses pada mesin sekrap.

e)      Setelah bagian permukaan spesimen rata dan halus, ukur lah tinggi dan diameter spesimen dengan menggunakan vernier caliper/jangka sorong atau dengan mistar. Catat hasil ukurannya.

f)       Kemudian, jepit kembali benda kerja awal pada ragum dan tandai bentuk pola persegi dengan penitik atau spidol dengan bantuan mistar.

g)      Lepas benda kerja awal dari ragum. Setelah itu, buka ragum pada mesin sekrap dengan menggunakan kunci pas dan masukkan terlebih dahulu paralel kemudian benda kerjanya.

h)      Lalu, kencangkan ragum dengan menggunakan kunci pas hingga kunci ragum tidak dapat diputar.

i)       Kemudian, pukul benda kerja dengan palu hingga paralel dan benda kerja tidak bergeser.

j)       Setelah itu, lakukan penyetingan awal dengan mengatur ragum ke bagian tengah (center) dengan menggunakan kunci engkol dan atur mata pahat hingga menyentuh benda kerja tetapi tidak terpotong.

k)      Kemudian nyalakan mesin dengan menarik tuas, lalu rasakan apakah benda kerja sudah tersentuh tipis. Jika belum tersentuh, maka turunkan perlahan mata pahat sedikit demi sedikit dengan mengatur derajat pemotongan.

l)       Jika sudah terasa tersentuh, matikan mesin terlebih dahulu. Jika mesin sudah mati, aturlah derajat pemotongan pada nol derajat dan atur ragum pada bagian kanan atau kiri lewat dari benda kerja dengan menggunakan kunci engkol (arah bebas). Jangan lupa atur arah pemotongan ke kiri atau ke kanan.

m)   Naikkan derajat pemotongan pada 15 derajat (derajat pemotongan optimal), lalu atur arah ragum agar bergerak bersilangan dengan mata pahat, lalu nyalakan mesin kembali. Jika ragum tidak mau bergerak maka pukul pemutar ragum agar mesin berbunyi kembali yang menunjukkan ragum bergerak kembali kearah yang telah ditentukan.

n)      Bersihkan chip atau gram pada saat proses pemotongan agar tidak menghambat proses pemotongan dengan menggunakan kuas.

o)      Jika benda sudah terpotong hingga akhir sisi, matikan mesin dan lihat benda kerja apakah sudah membentuk pola sudut 90 derajat atau pola persegi, jika belum maka tambahkan derajat pemotongan sebesar 15 derajat sampai sisi tersebut berbentuk pola persegi atau sudut 90 derajat. Kemudian, keluarkan benda kerja dari ragum dengan menggunakan kunci pas untuk melonggarkan ragum.

p)      Lakukan langkah  7 sampai 15 kembali sampai semua sisi terbentuk pola 90 derajat atau berbentuk pola persegi, dan benda kerja awal menjadi bentuk balok pejal. Jika arah pemotongan tidak dapat diatur, maka aturlah mata pahat maju atau mundur dengan kunci engkol agar arah pemotongan dapat diatur kembali.

q)      Setelah benda kerja menjadi balok pejal, longgarkan ragum dengan kunci pas dan lepaskan balok pejal dari ragum. Lalu, ukur panjang dan lebar balok pejal dengan menggunakan jangka sorong.

r)       Lalu, ukur pola segitiga agar balok pejal dapat dibentuk menjadi kepala palu dan tandai dengan menggunakan penitik atau spidol.

s)      Kemudian, masukkan paralel pada ragum lalu masukkan balok pejal secara miring pada ragum dan kencangkan dengan palu hingga kencang dan tidak bergeser. Berikan space atau jarak agar ragum tidak terpotong pada bagian bawah balok pejal.

t)       Atur derajat pemotongan hingga menyentuh tipis pada bagian paling atas balok pejal dan atur arah pemotongan pada arah kiri atau kanan bersilangan dengan arah ragum pada arah bebas terlebih dahulu. Nyalakan mesin dan rasakan apakah sudah tersentuh atau belum. Jika belum atur derajat pemotongan sampai tersentuh sedikit demi sedikit.

u)      Jika sudah tersentuh, matikan mesin dan atur derajat pemotongan pada nol derajat dan tambahkan 10 derajat. Lalu nyalakan mesin.

v)      Jika sudah terpotong hingga akhir sisi, matikan mesin dan tambahkan derajat pemotongan sebesar 15 derajat.

w)    Setelah terpotong hingga akhir sisi, tambahkan kembali 15 derajat sampai bagian paling bawah hingga batas garis yang telah ditandai dan akhirnya akan menghasilkan benda kerja akhir yaitu kepala palu.

 

2. Pekerjaan yang dapat dilakukan pada mesin sekrap adalah sebagai berikut:

1.      Mengetam datar

2.      Mengetam tegak

3.      Mengetam sudut

4.      Mengetam alur

 

 

3. Elemen – elemen mesin sekrap dan fungsinya adalah sebagai berikut:

1.      Badan mesin, merupakan keseluruhan mesin tempat mekanik penggerak dan tuas pengatur.

2.      Meja mesin, merupakan tempat kedudukan benda kerja atau penjepit benda kerja. Meja mesin didukung dan digerakkan oleh eretan lintang dan eretan tegak. Eretan lintang dapat diatur otomatis.

3.      Lengan, berfungsi untuk menggerakan pahat maju mundur.

4.      Eretan pahat, berfungsi untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat.

5.      Pengatur kecepatan, berfungsi untuk mengatur atau memilih jumlah langkah lengan mesin per-menit.

6.      Tuas posisi pahat, berfungsi untuk mengatur kedudukan pahat terhadap benda kerja.

7.      Mata pahat mesin sekrap yang berfungsi sebagai alat potong benda kerja.



Baik teman - teman semua, sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman - teman semua yang sudah setia membaca sampai akhir, semoga dapat bermanfaat dan berguna bagi teman - teman semua. Saya juga ingin berterima kasih kepada asisten laboratorium dan dosen mata kuliah praktikum proses produksi yang telah memberikan bimbingan dan dukungan guna terlaksananya praktikum ini. Terima kasih sekali lagi kepada para pembaca semua dan salam sehat.
-Andrean Yonathan


Comments

Popular posts from this blog

Ergonomi (Sistem Manusia-Mesin dan Interaksinya)

Proses Manufaktur (Soal - Soal Tugas Mandiri)