Praktikum Proses Produksi (Mesin Frais)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa
ini, dunia ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dengan pesat
setiap harinya, sehingga diharapkan setiap mahasiswa, terutama mahasiswa teknik
industri perguruan tinggi harus dapat mampu bersaing di dalam dunia industri
baik dalam negeri ataupun luar negeri.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang permesinan, dibutuhkan tenaga terampil untuk dapat
mengoperasikan mesin sekaligus peralatan dari mesin tersebut. Banyak mahasiswa
maupun seorang sarjana yang baru lulus dari perguruan tinggi terkadang tidak
dapat mengoperasikan mesin dan peralatannya. Mereka cenderung lebih menguasai
teori daripada praktik kerja dari mesin tersebut. Sedangkan di era globalisasi sekarang
ini dibutuhkan tenaga kerja yang tidak hanya mengerti teori suatu mesin
melainkan tenaga kerja tersebut dituntut untuk mengoperasikan mesin tersebut
dan peralatannya. Terkadang juga sebaliknya ada beberapa di antara mereka yang
dapat mengoperasikan mesin tersebut tetapi lemah terhadap pendalaman teori dari
mesin tersebut.
Apabila hal ini terjadi maka akan lebih banyak lagi
sarjana perguruan tinggi yang tidak akan mendapat pekerjaan karena kalah
bersaing dengan tenaga ahli asing
yang datang dari luar negeri dan bekerja di dalam negeri. Tenaga ahli itu sudah
membekali diri mereka dengan beberapa keahlian baik berupa pengalaman teori
permesinan, mengoperasikan mesin serta peralatan mesin tersebut. Jika hal ini
tidak ditanggapi dengan serius maka tenaga kerja dari negara kita akan menjadi
tamu yang terasing di negaranya sendiri.
Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut, maka
perguruan tinggi wajib memberikan bekal teori permesinan yang cukup kepada
mahasiswanya. Selain itu, perguruan tinggi juga harus mengadakan praktikum
kerja mesin dalam perkuliahan yang merupakan salah satu cara untuk membentuk
keterampilan dan mengembakan sikap profesional sebelum mahasiswa terjun
langsung ke dalam dunia pekerjaan. Dari praktikum proses produksi inilah diharapkan
mahasiswa mendapatkan bekal keterampilan sehingga mampu berpikir kreatif dan
dinamis dalam mengalikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan
serta dapat memecahkan berbagai persolanan yang mereka hadapi di dunia kerja
secara efektif dan efisien.
Selain itu, dalam laporan praktikum proses produksi
ini, kami akan memaparkan beberapa prinsip kerja yang terdapat di dalam
pengoperasian mesin frais. Dengan memiliki pehamanan dasar tentang prinsip
kerja mesin frais, diharapkan seorang operator ataupun teknisi dapat
mengoperasikan sekaligus memecahkan beberapa persoalan yang dihadapi dalam
praktik kerja mesin sehingga dapat memanfaatkan waktu, tenaga, dan pikiran
sebaik-baiknya.
Untuk itu, sangat dibutuhkan seseorang yang dapat
mengoperasikan suatu mesin secara profesional dalam bidang teknik, khususnya
teknik industri yang dasarnya mesin-mesin tersebut membutuhkan perhitungan dan
ketelitian yang sangat sempurna. Oleh karena itu, dengan adanya praktikum mesin
frais ini, mahasiswa diharapkan mampu dan memiliki pengetahuan dalam pengerjaan
mesin frais baik secara teori maupun praktik agar setelah memasuki dunia kerja
khususnya dalam bidang industri, mahasiswa dapat menerapkan aplikasi mesin
frais ini dalam dunia industri dan tidak merasa canggung dalam pengoperasian
mesin frais.
1.2 Tujuan
Praktikum
Praktikum proses produksi
mesin frais ini bertujuan sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui dan memahami fungsi dari mesin
frais.
2.
Untuk
mengetahui dan memahami pengoperasian dan
mekanisme kerja dari mesin frais.
3. Untuk
mengetahui dan mampu mengerjakan pekerjaan dengan mesin frais dalam dunia kerja
khususnya bidang industri.
4.
Untuk
mengetahui aplikasi mesin frais dalam bidang industri.
5.
Untuk
mengenal dan mengetahui tentang bagian–bagian dari mesin frais.
6. Untuk
mengenal dan mengetahui tentang peralatan dan perlengkapan yang digunakan pada
praktikum mesin frais dan fungsinya.
7.
Untuk
mengetahui dan mempelajari perbedaan mesin frais dengan mesin perkakas lainnya.
8.
Untuk
mengetahui dan mempelajari tentang jenis-jenis dari mesin frais.
9.
Untuk
mengetahui dan mempelajari jenis-jenis pisau mesin frais.
10. Untuk mengetahui alat-alat pendukung dan perlengkapan
dari mesin frais.
11. Untuk dapat menerapkan K3 dalam pengoperasian mesin
frais.
12. Untuk dapat mengidentifikasi kehalusan dari permukaan
benda kerja yang diproses dengan mesin frais.
13. Untuk dapat mengidentifikasi alat potong atau pisau
potong yang sesuai untuk benda kerja yang akan dibentuk.
1.3 Manfaat
Praktikum
Manfaat dari praktikum proses
produksi mesin frais ini adalah sebagai berikut :
1.
Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami fungsi dari mesin frais.
2.
Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami pengoperasian dan mekanisme kerja dari mesin frais.
3. Mahasiswa
dapat mengetahui dan mampu mengerjakan pekerjaan dengan mesin frais dalam dunia
kerja khususnya bidang industri.
4.
Mahasiswa
dapat mengetahui aplikasi mesin frais dalam bidang industri.
5.
Mahasiswa
dapat mengenal dan mengetahui tentang bagian–bagian dari mesin frais.
6. Mahasiswa
dapat mengenal dan mengetahui tentang peralatan dan perlengkapan yang digunakan
pada praktikum mesin frais dan fungsinya.
7. Mahasiswa
dapat mengetahui dan mempelajari perbedaan mesin frais dengan mesin perkakas
lainnya.
8.
Mahasiswa
dapat mengetahui dan mempelajari tentang jenis-jenis dari mesin frais.
9.
Mahasiswa
dapat mengetahui dan mempelajari tentang jenis-jenis pisau mesin frais.
10. Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat pendukung dan
perlengkapan dari mesin frais.
11. Mahasiswa dapat menerapkan K3 dalam pengoperasian
mesin frais.
12. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kehalusan dari
permukaan benda kerja yang diproses dengan mesin frais.
13. Mahasiswa dapat mengidentifikasi alat potong atau
pisau potong yang sesuai untuk benda kerja yang akan dibentuk.
1.4 Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3)
K3 pada praktikum proses
produksi mesin frais adalah:
1.
Praktikan
diwajibkan untuk memakai pakaian kerja yang aman pada saat praktikum agar aman
dari gram dan sisa–sisa hasil benda kerja setelah diproses dengan mesin frais.
Pakaian kerja yang aman dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar
1.1 Pakaian Kerja Yang Aman
(Sumber:
google.co.id/pakaiankerjayangamanpadapraktikummesinfrais)
2. Praktikan
diwajibkan untuk menggunakan sepatu tertutup yang aman agar terlindung dari
geram dan sisa–sisa benda kerja yang bertebaran di lantai. Gambar sepatu boots praktikum dapat dilihat pada
Gambar 1.2.
Gambar 1.2 Sepatu Boots Praktikum
(Sumber: google.co.id/sepatusafetyboots)
3. Praktikan
diwajibkan untuk menggunakan kaca mata pelindung pada saat proses praktikum
mesin frais agar gram dan sisa–sisa benda kerja tidak masuk ke mata. Gambar
kacamata pelindung dapat dilihat pada Gambar 1.3.
Gambar 1.3
Kacamata Pelindung
4. Praktikan
dianjurkan untuk menggunakan helm praktikum dan untuk praktikan mahasiswi
diwajibkan untuk mengikat rambut agar rambut tidak masuk dan tersangkut pada pisau
mesin frais. Gambar helm praktikum dapat dilihat pada Gambar 1.4.
Gambar 1.4 Helm Praktikum
(Sumber: google.co.id/helmpraktikum)
5. Praktikan
dianjurkan untuk menggunakan sarung tangan praktikum jika tersedia agar tangan
terlindung dari gram dan sisa–sisa benda kerja yang bertebaran pada mesin frais.
Gambar sarung tangan safety dapat
dilihat pada Gambar 1.5.
Gambar 1.5 Sarung Tangan
Safety
(Sumber: google.co.id/sarungtanganpraktikum)
6.
Praktikan
diwajibkan untuk mengenakan masker agar gram dan sisa–sisa benda kerja tidak
terhirup.
BAB
2
DASAR TEORI
2.1 Definisi Mesin Frais
Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja
pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda
kerja menggunakan alat potong bermata banyak yang berputar (multipoint cutter). Pada saat alat
potong (cutter) berputar, gigi-gigi
potongnya menyentuh permukaan benda kerja yang dijepit pada ragum meja mesin
frais sehingga terjadilah pemotongan atau penyayatan dengan
kedalaman sesuai penyetingan sehingga menjadi benda produksi sesuai dengan gambar kerja yang dikehendaki. Gambar mesin frais dapat
dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Mesin Frais
(Sumber: google.co.id/mesinfrais)
2.2 Prinsip
Pemotongan Mesin Frais
Proses permesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja
dengan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan
dengan gigi potong yang banyak yang mengitari pahat ini bisa menghasilkan
proses pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa berbentuk datar,
menyudut, atau melengkung. Permukaan benda kerja bias juga berbentuk kombinasi
dari beberapa bentuk. Mesin frais ada yang dikendalikan secara mekanis
(konvensional manual) dan dengan bantuan CNC. Mesin konvensional manual
spindelnya ada dua macam yaitu horisontal dan vertikal. Sedangkan mesin frais
dengan kendali CNC hampir semuanya adalah mesin frais vertikal.
Pada gambar menunjukkan prinsip pemotongan atau pengefraisan datar bagian permukaan (face milling) di mana cutter
bergerak berputar memotong keatas (cutting
up) sedang benda kerjanya bergerak lurus melawan cutter pada mesin frais
horizontal. Demikian pula yang terjadi pada mesin frais tegak, sedangkan gambar
menunjukkan pemotongan bagian muka dan sisi (side and face cutting) dan pada gambar menunjukkan pemotongan pada mesin frais horisontal. Gambar prinsip
pemotongan pada mesin frais dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar
2.2 Prinsip Pemotongan Mesin Frais
(Sumber: google.co.id/prinsippemotonganfrais)
Pada Gambar
2.3 diperlihatkan prinsip pemotongan berbagai jenis alur (slot).
Gambar
2.3 Pemotongan Alur Mesin Frais
(Sumber: google.co.id/pemotonganalur)
Dengan
prinsip-prinsip pemotongan yang telah dijelaskan,
kita dapat melakukan pembuatan benda kerja dengan berbagai bentuk-bentuk
diantaranya: bidang rata datar, bidang rata miring menyudut, bidang siku, bidang sejajar, alur lurus atau melingkar, segi beraturan atau tidak beraturan, pengeboran lubang atau memperbesar lubang dan
lain-lain. Selain bentuk-bentuk tersebut, kita juga dapat melakukan pembuatan
benda kerja dengan bentuk yang lain dimana bentuk ini sangat dipengaruhi oleh
bentuk pisau dan arah gerakkannya alat serta perlengkapan lain yang digunakan, di antaranya roda gigi lurus, roda gigi helik, roda gigi payung, roda gigi cacing, nok atau eksentrik, ulir yang memilki kisar atau pitch yang besar, dan lain-lain.
2.3 Jenis–Jenis
Mesin Frais
Jenis–jenis
mesin frais pada garis besarnya diklasifikasikan dalam tiga jenis yaitu:
1.
Mesin
Frais Horisontal
Mesin frais horisontal, alasnya (base)
dari besi tuang kelabu, yang mendukung seluruh komponen dan dibaut fondasi
serta berfungsi untuk menampung cairan pendingin yang mengalir ke bawah, di mana di dalam kolom (coulumn) terdapat mesin pompa yang memompa cairan tersebut untuk
kemudian disirkualsi lagi ke atas meja (table). Gambar
bagian-bagian utama mesin frais horisontal dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4
Bagian-Bagian Utama Mesin Frais Horisontal
(Sumber: google.co.id/bagianutamamesinfraishorisontal)
Pada bagian kolom yang
mendukung seluruh rangka terdapat kotak roda gigi kecepatan, motor dengan sabuk
transmisi. Kolom ini adalah merupakan komponen utama mesin frais yang berbentuk
box dimana lengan mesin (overarm) dan spindel tempat memasang
poros arbor.
2.
Mesin
Frais Tegak (Vertical)
Sesuai dengan namanya, yang dimaksud vertical sebenarnya adalah poros
spindelnya yang dikonstruksikan dalam posisi tegak. Gambar bagian-bagian utama mesin
frais tegak dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5
Bagian-Bagian Utama Mesin Frais Tegak
(Sumber: google.co.id/mesinfraistegak)
3.
Mesin
Frais Universal
Mesin frais universal adalah salah satu jenis mesin frais yang dapat digunakan
pada posisi tegak (vertical) dan
mendatar (horisontal) dan memilki meja
yang dapat digeser atau diputar pada kapasitas
tertentu. Gambar mesin frais universal dapat
dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Mesin
Frais Universal
(Sumber:
google.co.id/mesinfraisuniversal)
2.4
Alat-Alat Potong (Cutter)
Mesin Frais
Pisau mesin frais atau cutter
mesin frais baik horisontal maupun vertikal memiliki banyak sekali jenis dan bentuknya.
Pemilihan pisau frais berdasarkan pada bentuk benda kerja, serta mudah atau
kompleksnya benda kerja yang akan dibuat. Adapun jenis-jenis pisau frais,
antara lain:
1.
Pisau
Mantel (Helical Milling Cutter)
Pisau
jenis ini dipakai pada mesin frais horisontal. Biasanya digunakan untuk pemakanan permukaan
kasar (roughing) dan lebar. Gambar pisau mantel dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Pisau Mantel
(Sumber: google.co.id/pisaumantel)
2. Pisau Alur (Slot Milling Cutter)
Pisau alur berfungsi untuk mebuat alur pada bidang
permukaan benda kerja. Jenis pisau ini ada beberapa macam yang penggunaanya
disesuaikan dengan kebutuhan. Gambar a dan b
menunjukkan jenis pisau alur mata sayat satu sisi, gambar c dan d menunjukkan
pisau alur dua mata sayat yaitu muka dan sisi, gambar e dan f menunjukkan pisau alur dua mata sayat yaitu
muka dan sisi dengan mata sayat silang. Gambar pisau alur
dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Pisau Alur
(Sumber: google.co.id/pisaualur)
3. Pisau Frais Gigi (Gear Cutter)
Pisau frais gigi ini
digunakan untuk membuat roda gigi sesuai jenis dan jumlah gigi yang dinginkan. Gambar pisau frais gigi dapat dilihat pada Gambar
2.9.
Gambar 2.9 Pisau Frais Gigi
(Sumber: google.co.id/pisaufraisgigi)
4. Pisau Frais Radius Cekung (Convex Cutter)
Pisau jenis ini
digunakan untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam
(cekung). Gambar pisau frais radius
cekung dapat dilihat pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Pisau Frais Radius Cekung
(Sumber: google.co.id/pisaufraisradiuscekung)
5. Pisau Frais Radius
Cembung (Concave Cutter)
Pisau jenis ini digunakan untuk membuat
benda kerja yang bentuknya memiliki radius luar (cembung). Gambar pisau
frais radius cembung dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11 Pisau Frais Radius Cembung
(Sumber: google.co.id/pisaufraisradiuscembung)
6. Pisau Frais Alur T (T Slot
Cutter)
Pisau jenis ini hanya digunakan untuk
untuk membuat alur berbentuk “T” seperti halnya pada meja mesin frais. Gambar pisau
frais alur T dapat dilihat pada Gambar 2.12.
Gambar 2.12 Pisau Frais Alur T
(Sumber: google.co.id/pisaufraisalurT)
7. Pisau Frais Sudut
Pisau jenis ini digunakan untuk membuat alur berbentuk sudut yang hasilnya sesuai dengan sudut pisau yang digunakan. Pisau jenis ini memiliki sudut-sudut yang berbeda diantaranya: 30°, 45°, 50°, 60°, 70° dan 80°. Gambar a menunjukkan pisau satu sudut 60° (angle cutter). Gambar b menunjukkan pisau dua sudut 45°x45° (double angle cutter), Gambar c menunjukkan pisau dua sudut 30°x60° (double angle cutter). Gambar pisau frais sudut dapat dilihat pada Gambar 2.13.
Gambar 2.13 Pisau Frais Sudut
(Sumber: google.co.id/pisaufraissudut)
8. Pisau Jari (Endmill
Cutter)
Ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi
mulai ukuran kecil sampai ukuran besar. Cutter
ini biasanya dipakai untuk membuat alur pada bidng datar atau pasak dan jenis
pisau ini pada umumnya dipasang pada posisi tegak (mesin frais vertikal), namun pada kondisi tertentu dapat juga dipasang
posisi horizontal yaitu langsung dipasang pada spindel mesin frais. Gambar pisau jari dapat dilihat pada Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Pisau Jari
(Sumber: google.co.id/pisaujari)
9. Pisau Frais Muka dan Sisi (Shell Endmill Cutter)
Jenis pisau ini memilki mata sayat dimuka
dan disisi, dapat digunakan untuk mengefrais bidang rata dan bertingkat. Gambar pisau frais
muka dan sisi dapat dilihat pada Gambar 2.15.
Gambar 2.15 Pisau Frais Muka dan Sisi
(Sumber: google.co.id/pisaufraismukadansisi)
10. Pisau Frais Pengasaran (Heavy Duty Endmill Cutter)
Pisau jenis ini mempunyai satu ciri khas
yang berbeda dengan cutter yang lain.
Pada sisinya berbentuk alur helik yang dapat digunakan untuk menyayat benda
kerja dari sisi potong cutter sehingga cutter ini mampu melakukan penyayatan
yang cukup besar. Gambar pisau frais pengasaran dapat dilihat pada Gambar 2.16.
Gambar 2.16 Pisau Frais Pengasaran
(Sumber: google.co.id/pisaufraispengasaran)
11. Pisau Frais
Gergaji (Slitting Saw)
Pisau frais jenis ini digunakan untuk
memotong atau membelah benda kerja. Selain itu juga dapat digunakan untuk
membuat alur yang memilki ukuran lebar kecil. Gambar pisau frais gergaji
dapat dilihat pada Gambar 2.17.
Gambar 2.17 Pisau Frais Gergaji
(Sumber: google.co.id/pisaufraisgergaji)
2.5 Jenis-Jenis Bahan Pisau Frais
Bahan cutter
sangat berpengaruh terhadap kemampuan cutter
dalam menyayat benda kerja. Cutter
mesin frais dibuat dari berbagai jenis bahan antara lain:
1.
Unalloyed Tool Steel
Baja perkakas bukan paduan dengan kadar
karbon 0,5 – 1,5% kekerasannya akan hilang jika suhu kerja mencapai 250° C,
oleh karena itu material ini tidak cocok untuk kecepatan potong tinggi.
2.
Alloy Tool Steel
Baja perkakas paduan yang mengandung
karbon kromium, vanadium dan molybdenum. Baja ini terdiri dari
baja paduan tinggi dan paduan rendah. HSS (High
Speed Steel) adalah baja paduan tinggi yang tahan terhadap keausan sampai
suhu 600° C.
3.
Cemented Carbide
Susunan bahan ini terdiri dari tungsten atau molybdenum, cobalt serta karbon. Cemented
Carbide biasanya dibuat dalam bentuk tip yang pemasangannya dibaut pada holdernya (pemegang cutter). Pada suhu 9000C bahan ini masih mampu memotong dengan
baik, cemented carbide sangat cocok untuk proses pengefraisan dengan kecepatan
tinggi. Dengan demikian waktu pemotongan dapat lebih cepat dan putaran yang
tinggi pada umumnya dapat menghasilkan kualitas permukaan yang halus.
4. Geometri Alat Potong atau Pisau Frais
Salah satu faktor yang menentukan baik
buruknya kualitas hasil pengerjaan proses frais adalah bentuk atau geometri permukaan atau bidang-bidang utama dari alat
potong
atau cutter frais itu sendiri. Untuk pekerjaan-pekerjaan khusus, cutter yang digunakan juga harus dipersiapkan secara khusus pula. Permukaan cutter yang harus diperhatikan pada
waktu menggerinda atau mengasah adalah sudut
tatal, sudut bebas sisi, sudut bebas depan, sudut bebas mata potong, dan sudut
bebas belakang. Gambar sudut-sudut alat potong atau pisau frais atau cutter dapat dilihat pada Gambar 2.18.
Gambar 2.18 Sudut-Sudut Alat Potong Mesin Frais
(Sumber: google.co.id/sudutsudutalatpotongmesinfrais)
BAB
3
BAHAN, ALAT, DAN
PROSEDUR KERJA
3.1 Bahan Praktikum Mesin Frais
Bahan praktikum yang digunakan dalam praktikum mesin frais
ini adalah:
1. Benda kerja awal, berfungsi sebagai benda kerja yang terbuat dari besi
silindris berlubang yang akan dilakukan proses frais menjadi besi silindris
berlubang dan bergerigi. Gambar benda kerja awal dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Benda Kerja Awal
3.2 Peralatan Praktikum
Mesin Frais
Peralatan praktikum yang digunakan dalam praktikum
mesin frais ini adalah sebagai berikut:
1. Jig, berfungsi untuk menyangga benda kerja agar dapat dijepit pada cekam
dan live center mesin sehingga mata
potong dapat memotong dan membentuk benda kerja sesuai dengan bentuk yang
diinginkan. Gambar jig dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Jig
2. Masker, berfungsi untuk mencegah agar gram dan sisa–sisa benda kerja
yang bertebaran setelah diproses dengan mesin frais terhirup masuk ke dalam
hidung. Gambar masker dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Masker
3. Kunci pas, berfungsi untuk membuka mur dan ring pada jig agar benda kerja dapat dimasukkan ke dalam jig.
Gambar kunci pas dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Kunci Pas
4. Kunci chuck, berfungsi untuk
membuka cekam pada mesin frais agar jig yang telah dimasukkan benda kerja dapat
dijepit dengan erat. Gambar kunci chuck
dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Kunci Chuck
5. Kuas, berfungsi untuk membersihkan geram pada benda kerja agar tidak
mengganggu proses frais. Kuas dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Kuas
6. Jangka sorong, berfungsi untuk mengukur diameter luar, dalam, dan lubang
dari benda kerja awal serta diameter dalam pada benda kerja akhir. Gambar jangka
sorong dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Jangka Sorong
7. Marker, berfungsi untuk mencetak nomor induk mahasiswa pada bagian permukaan
benda kerja akhir. Gambar marker dapat
dilihat pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Marker
8. Kacamata pelindung, berfungsi untuk melindungi mata dari serpihan gram
dan sisa–sisa benda kerja pada saat proses frais. Gambar kacamata dapat dilihat
pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Kacamata Pelindung
9. Mesin frais, adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong dan
membentuk benda kerja yang diam. Proses frais sendiri merupakan suatu proses
pemakanan dan pembentukan benda kerja yang pemotongannya dilakukan dengan cara mata
potong yang bergerak dan memotong benda kerja yang diam dengan arah baik searah
dengan gerakan benda kerja atau berlawanan dengan gerakan benda kerja. Mesin frais
yang digunakan pada praktikum ini berfungsi untuk melakukan praktikum mesin frais
dan membentuk benda kerja awal menjadi benda kerja akhir yaitu besi silindris
berlubang dan bergerigi. Mesin frais dapat dilihat pada Gambar 3.10.
Gambar 3.10 Mesin Frais
10. Palu, berfungsi untuk membuat cetakan nomor induk mahasiswa pada bagian permukaan benda kerja akhir dengan bantuan marker sebagai cetakan angka. Gambar palu dapat dilihat pada Gambar 3.11.
Gambar 3.11 Palu
3.3 Prosedur Kerja pada
Praktikum Mesin Frais
Berikut adalah flowchart
prosedur kerja mesin frais:
Gambar 3.12 Flowchart Prosedur Kerja
Langkah–langkah
yang dilakukan dalam pembentukan besi silindris berlubang dan bergerigi dengan
proses frais dengan mesin frais adalah sebagai berikut.
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan praktikum mesin frais yang akan
digunakan sebelum praktikum.
2. Mengenakan pakaian kerja yang aman, sepatu tertutup, kacamata pelindung
dan masker sebelum praktikum.
3. Mengukur dimensi benda kerja awal terlebih dahulu yaitu besi silindris
berlubang dengan menggunakan jangka sorong. Dimensi yang diukur adalah diameter
lubang, diameter luar, diameter dalam, dan tebal benda kerja. Gambar pengukuran
dimensi benda kerja awal dapat dilihat pada Gambar 3.13.
Gambar 3.13 Pengukuran
Dimensi Benda Kerja Awal
4. Membuka mur dan ring pada jig
sehingga benda kerja awal dapat dimasukkan ke dalam jig. Gambar pembukaan mur
dan ring dapat dilihat pada Gambar
3.14.
Gambar 3.14. Pembukaan
Mur dan Ring
5. Memasukkan benda kerja awal ke dalam jig setelah mur dan ring dilepaskan. Gambar pemasukkan benda
kerja awal ke dalam jig dapat dilihat pada Gambar 3.15.
Gambar 3.15 Pemasukkan
Benda Kerja Awal ke Dalam Jig
6. Lalu, setelah benda kerja awal masuk ke dalam jig, maka mengencangkan
kembali mur dan ring jig di ragum
dengan menggunakan kunci pas. Gambar pengencangan kembali mur dan ring jig dapat dilihat pada Gambar 3.16.
Gambar 3.16 Pengencangan Kembali Mur dan Ring Jig
7. Selanjutnya, melepaskan jig dari ragum dan membawanya ke mesin frais.
8. Membuka cekam mesin frais dengan menggunakan kunci chuck untuk menjepit jig.
9. Lalu, menjepit jig pada cekam mesin frais dan pada live center mesin frais. Gambar penjepitan jig pada cekam dan live center mesin frais dapat dilihat
pada Gambar 3.17.
Gambar 3.17 Penjepitan
Jig pada Cekam dan Live Center
10. Jika jig sudah terjepit kuat, maka selanjutnya adalah mengarahkan tuas
sumbu x, y dan z agar mata potong berada dekat dengan benda kerja. Gambar mata
potong yang sudah berada dekat dengan benda kerja dapat dilihat pada Gambar 3.18.
Gambar 3.18 Mata Potong
Sudah Berada Dekat dengan Benda Kerja
11. Selanjutnya, memutar dan mengatur sumbu y pada nol derajat sebanyak dua
kali. Gambar pengaturan sumbu y dapat dilihat pada Gambar 3.19.
Gambar 3.19 Pengaturan
Sumbu y pada Nol Derajat
12. Setelah itu, mengatur mal derajat pada 15 derajat terlebih dahulu.
Gambar pengaturan mal derajat pada 15 derajat dapat dilihat pada Gambar 3.20.
Gambar 3.20 Pengaturan
Mal Derajat pada 15 Derajat
13. Lalu, menyalakan mesin frais dengan menekan tombol ON berwarna hijau pada bagian sisi samping bagian kanan mesin
frais. Gambar penekanan tombol ON mesin
frais dapat dilihat pada Gambar 3.21.
Gambar 3.21 Penekanan
Tombol ON pada Mesin Frais
14. Setelah mesin frais menyala, melakukan pemotongan benda kerja pada 15 derajat
terlebih dahulu sebagai titik awal dan melakukan pemotongan sampai mal derajat
menunjukkan pada 345 derajat dengan memutar tuas sumbu x untuk menggerakan
benda kerja ke arah yang searah atau berlawanan dengan gerak mata potong.
Gambar pemotongan benda kerja dapat dilihat pada Gambar 3.22.
Gambar 3.22 Pemotongan
Benda Kerja
15. Jika mal derajat sudah menunjuk pada 345 derajat maka benda kerja sudah
selesai dibentuk menjadi benda kerja akhir yaitu besi silindris berlubang dan
bergerigi, maka mematikan mesin frais dengan menekan tombol OFF berwarna merah pada bagian sisi
samping kanan mesin frais. Gambar penekanan tombol OFF dapat dilihat pada Gambar 3.23.
Gambar 3.23 Penekanan
Tombol OFF
16. Setelah mesin frais mati, maka melepaskan jig dari cekam dan life center lalu menjepit kembali pada
ragum meja kerja kembali.
17. Membuka mur dan ring jig pada
ragum. Gambar pembukaan mur dan ring jig
pada ragum dengan menggunakan kunci pas dapat dilihat pada Gambar 3.24.
Gambar 3.24 Pembukaan
Mur dan Ring Kembali
18. Setelah mur dan ring jig
dibuka, melepaskan benda kerja akhir dari jig.
19. Mengukur kembali dimensi benda kerja yang berubah yaitu diameter dalam
dengan menggunakan jangka sorong.
20. Mencetak nomor induk mahasiswa pada permukaan benda kerja akhir dengan
menggunakan marker. Gambar
pencetakkan nomor induk mahasiswa pada permukaan benda kerja akhir dapat
dilihat pada Gambar 3.25.
Gambar 3.25 Pencetakkan
Nomor Induk Mahasiswa pada Benda Kerja Akhir
21. Setelah pencetakkan Nomor Induk Mahasiswa pada permukaan benda kerja
akhir selesai, lalu merapikan kembali peralatan dan bahan praktikum ke tempat semula
dan membersihkan sisa-sisa hasil benda kerja serta gram yang bertebaran pada
mesin frais. Jika sudah merapikan peralatan dan bahan serta membersihkan gram
pada mesin frais maka praktikum telah selesai dilaksanakan.
BAB 4
HASIL PRAKTIKUM
4.1 Hasil Praktikum Sebelum dan Sesudah
Benda
kerja awal pada praktikum mesin frais ini adalah berbentuk besi silindris
berlubang. Benda kerja awal ini akan dibentuk roda gigi dengan melalui proses
frais pemotongan setiap 15 derajat menggunakan mata potong alur. Dimensi benda
kerja awal sebelum dilakukan proses frais dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Dimensi Benda Kerja Awal (Besi Silindris
Berlubang)
Benda Kerja |
Diameter Lubang
(mm) |
Diameter Luar
(mm) |
Diameter Dalam
(mm) |
Tebal (mm) |
Silinder Berlubang |
11 |
50,45 |
50 |
20,25 |
Gambar
benda kerja awal sebelum diproses pada mesin frais dapat dilihat pada Gambar
4.1.
Gambar 4.1 Benda Kerja Awal
Setelah diproses frais dengan mesin frais
membentuk benda kerja akhir yaitu roda gigi. Dimensi roda gigidapat dilihat
pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Dimensi Benda Kerja Akhir (Roda Gigi)
Benda Kerja |
Diameter Lubang (mm) |
Diameter Luar
(mm) |
Diameter Dalam (mm) |
Tebal (mm) |
Silinder Berlubang dan Bergerigi |
11 |
50,45 |
45,6 |
20,25 |
Gambar roda gigi dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Roda Gigi
4.2 Analisa Hasil Praktikum
Dalam
melakukan proses frais dengan mesin frais, langkah pertama adalah mempersiapkan
peralatan dan bahan praktikum mesin frais yang akan digunakan sebelum praktikum
dimulai. Lalu, mengenakan pakaian kerja yang aman, sepatu tertutup, kacamata pelindung, dan masker sebelum memulai
praktikum. Kemudian, langkah selanjutnya adalah mengukur dimensi benda kerja
awal terlebih dahulu, yaitu besi silindris berlubang dengan menggunakan jangka
sorong mengukur dimensi diameter lubang, diameter luar, dan diameter dalam
serta tebal. Benda kerja awal ini kondisinya masih baik dan layak pakai untuk
praktikum mesin frais ini.
Kemudian, setelah mengukur dimensi benda kerja awal, langkah selanjutnya
adalah mengambil jig dan membuka mur serta ring
jig tersebut agar benda kerja awal dapat dimasukkan ke dalam jig. Setelah
benda kerja masuk ke dalam jig, mengencangkan kembali mur dan ring jig tersebut pada ragum dengan
menggunakan kunci pas agar benda kerja awal kuat terjepit pada jig sehingga
ketika pemotongan, benda kerja awal tidak lepas dari jig. Lalu, ketika benda
kerja awal telah kuat terpasang pada jig, selanjutnya adalah membawa jig
tersebut ke mesin frais, membuka cekam mesin frais dengan menggunakan kunci chuck dan menjepit jig tersebut pada
cekam serta life center. Posisikan
benda kerja awal dekat dengan life center
dan bagian batangan jig yang terjepit pada cekam.
Setelah, jig telah terpasang kuat pada cekam dan life center maka selanjutnya adalah mengarahkan tuas sumbu x, y,
dan z hingga mata potong berada dekat dengan benda kerja. Kemudian, mengatur
sumbu y dengan cara memutar tuas derajat sumbu y hingga menunjukkan angka nol
derajat sebanyak dua kali. Setelah itu, mengatur mal derajat pada angka 15
derajat terlebih dahulu sebagai titik awal pemotongan benda kerja. Pengaturan
ini dilakukan dengan cara memutar tuas mal derajat dengan perlahan hingga
menunjuk angka 15.
Setelah semua tuas sumbu dan mal derajat diatur sesuai yang telah
ditentukan, maka mesin frais dapat dinyalakan dengan menekan tombol ON pada bagian sisi samping bagian kanan
mesin frais yang berwarna hijau. Setelah mesin frais menyala, kemudian
melakukan pemotongan benda kerja pada sudut 15 derajat yang telah diatur tadi
dengan cara memutar tuas sumbu x ke kanan untuk menggerakkan mata potong ke
depan dan memutar ke kiri untuk menggerakkan mata potong ke belakang. Gambar
menggerakkan mata potong dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Menggerakkan Mata Potong
Pada saat pemotongan benda kerja, ketika mata potong telah memotong
benda kerja akan meninggalkan sisa-sisa benda kerja yaitu berupa gram yang akan
bertebaran baik pada benda kerja dan mesin frais. Pemotongan benda kerja ini
merupakan konsep dari pergeseran material sehingga menyebabkan adanya gram atau
sisa-sisa benda kerja yang telah tergeser oleh mata potong yang dapat berbahaya
jika terhirup masuk ke dalam hidung atau masuk ke mata. Oleh karena itu,
praktikkan diwajibkan untuk mengenakan masker dan kacamata pelindung sebelum
praktikum dimulai. Geram atau sisa-sisa benda kerja ini juga akan mengganggu
dan memperlambat mata potong dalam memotong benda kerja, sehingga ketika gram
telah bertebaran banyak pada benda kerja harus dibersihkan dengan menggunakan
kuas. Pembersihan ini harus hati-hati karena jika kuas terkena mata potong maka
kuas akan dapat terpotong. Gambar pembersihan benda kerja dengan menggunakan
kuas dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Pembersihan Benda Kerja dengan Kuas
Pemotongan benda kerja dilakukan pada 15 derajat sebagai titik awal dan
akan pemotongan selanjutnya dilakukan penambahan derajat sebesar 15 derajat
hingga pada sudut 345 derajat. Penambahan sudut ini dilakukan dengan cara
mengatur pada tuas mal derajat secara perlahan agar tidak berlebih. Ketika mal
derajat menunjukkan angka 345 derajat maka pemotongan benda kerja telah
selesai, lalu mematikan mesin frais dengan cara menekan tombol OFF pada bagian sisi samping kanan mesin
frais yang berwarna merah tepat di sebelah kanan tombol ON. Setelah mesin frais mati, melepaskan jig dari live center dan cekam dengan menggunakan
kunci chuck kembali. Lalu, menjepit
kembali jig pada ragum pada meja kerja. Kemudian, setelah jig telah kuat
terjepit pada ragum, membuka mur dan ring
jig terlebih dahulu dengan menggunakan kunci pas. Setelah mur dan ring jig terlepas maka benda kerja akhir
dapat dilepaskan dari jig. Lalu, mengukur kembali dimensi benda kerja akhir
dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran ini pada dimensi yang berubah
yaitu diameter dalam pada benda kerja akhir.
Setelah pengukuran diameter dalam pada benda kerja akhir, maka
selanjutnya adalah melakukan pencetakan nomor induk mahasiswa pada bagian
permukaan benda kerja akhir dengan menggunakan marker. Setelah melakukan pencetakan nomor induk mahasiswa pada
benda kerja akhir, jika benda kerja akhir masih kasar pada bagian gerigi atau
bagian luar maka melakukan penghalusan dengan menggunakan ampelas. Lalu,
merapikan kembali peralatan dan bahan praktikum ke tempat semula dan
membersihkan sisa-sisa hasil benda kerja serta geram yang bertebaran pada mesin
frais. Jika sudah, maka praktikum mesin frais telah selesai dilaksanakan.
4.3 Faktor Kesalahan
Faktor
kesalahan pada praktikum mesin frais ini dapat disimpulkan adalah:
1. Ketidaktelitian
pengukuran dimensi benda kerja awal karena jangka sorong masih bersifat analog.
2. Tidak akuratnya pengaturan
mal derajat pada sudut yang telah ditentukan karena mal derajat masih bersifat
analog.
3. Gram yang mengganggu
dan menyebabkan proses frais menjadi tidak sempurna atau cacat.
4. Tidak akuratnya
pengaturan tuas sumbu y pada titik nol sebanyak dua kali.
5. Kurang kuat nya
mur dan ring pada jig sehingga benda
kerja awal dapat bergerak ketika dilakukan proses frais.
6. Tidak akuratnya
penjepitan jig pada bagian center dari
cekam mesin frais.
7. Mata potong kurang
jauh dari benda kerja setelah terpotong sehingga dapat menyebabkan mata potong
menyentuh benda kerja ketika penambahan derajat pada mal derajat.
BAB
5
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang didapat dari praktikum proses produksi mesin frais adalah:
1. Proses frais merupakan proses pemotongan benda kerja yang dijepit pada
cekam yang bergerak menuju mata potong yang sedang berputar.
2. Jika mata potong berputar berlawanan arah dengan gerakan benda kerja
adalah up milling sedangkan jika mata
potong berputar searah dengan gerakan benda kerja adalah down milling.
3. Pada up milling, gaya
pemotongan cenderung meningkat secara perlahan mulai dari kecil ke besar
sehingga proses ini membuat pahat potong cenderung untuk menjauh dari benda
kerja, maka hasil pemotongan akan cenderung kasar. Up milling cenderung aman terutama untuk proses pengkasaran/roughing process.
4. Pada down milling, gaya
pemotongan dimulai dari besar dan lambat laun mengecil, pada proses ini
memungkinkan benda kerja cenderung mendekati pahat potong, namun hasil
permukaan benda kerja akan lebih halus dibandingkan metode up milling. Karena hal tersebut maka proses ini cocok digunakan
untuk proses penghalusan/finishing.
5. Mesin frais dapat melakukan berbagai macam pekerjaan mulai dari
penghalusan benda kerja, pembuatan benda kerja bertingkat, pembuatan alur,
pembuatan roda gigi dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Amri. Laporan
Pendahuluan Mesin Frais (On-Line). 2013. Tersedia di www: https://www.academia.edu/25366266/Laporan_Pendahuluan_Mesin_Frais_1_
(4 November
2018)
Gooners,
Airlangga. Proses Frais (Buku3) (On-Line). 2013. Tersedia di www: https://www.scribd.com/document/136463004/Proses-Frais-Buku-3
(30
Oktober 2018)
Prasetyo, Renggo
Jenar. Skripsi Analisa Kekasaran
Permukaan Dudukan Bearing Hummer Mill
dan Dudukan Shredder dengan Proses Pengerjaan Milling (On-Line). 2014.
Tersedia di www: http//repository.unib.ac.id/9241/1/1-ren-FT.pdf (29 Oktober
2018)
Sumbodo, Wirawan.
Teknik Produksi Mesin Industri Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan. 2008
Surbakty, Bm. dan
Barus, Kasman. Petunjuk Kerja Frais. Madiun: CV Sinar Harapan Madiun. 1984
Tim Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Mempergunakan Mesin Frais (Komplek).
Yogyakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 2004
Widarto. Teknik
Pemesinan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan. 2008
LAMPIRAN
TUGAS
SEBELUM PRAKTIKUM
1. Fungsi mesin
Frais?
2. Peralatan yang
digunakan (7)?
3. Apa itu up milling dan down milling?
JAWAB:
1. Dengan berbagai
kemungkinan gerakan meja mesin frais, dapat digunakan untuk membentuk
bidang-bidang pada benda kerja di antaranya:
a. Bidang rata datar
b. Bidang rata miring
menyudut
c. Bidang siku
d. Bidang sejajar
e. Alur lurus atau
melingkar
f.
Segi banyak beraturan atau tidak
2. Peralatan yang
digunakan:
a. Mesin milling vertical
b. Tool holder jenis collet
c. Mata pahat jenis End Mill
d. Ragum mesin
e. Dial indicator
f.
Jangka sorong
g. Penggores
3. Up milling/Conventional Milling adalah metode di mana mata potong berputar
berlawanan arah dengan gerakan benda kerja. Sedangkan, down milling/climb merupakan
metode di mana putaran pahat potong searah dengan gerakan benda kerja.
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
Setelah praktikan
menyelesaikan praktikum, selanjutnya buatlah laporan dan jawablah pertanyaan
berikut :
1. Sebutkan dan
jelaskan jenis Pahat Potong pada mesin milling disertai gambar aplikasinya,
minimal 5 contoh!
2. Berdasarkan
pengamatan anda selama praktikum, jelaskan proses milling apa saja yang
dilakukan selama praktikum? Dan bagaimana pengaruh jenis proses terhadap hasil
kerja benda kerja.
3. Jelaskan pengaruh
kecepatan pemakanan terhadap hasil kekasaran permukaan milling secara visual!
JAWAB:
1.
Jenis
– jenis pahat potong mesin frais dan gambarnya adalah sebagai berikut:
a. Pisau
Mantel (Helical Milling Cutter)
Pisau
jenis ini dipakai pada mesin frais horisontal. Biasanya digunakan untuk pemakanan permukaan
kasar (roughing) dan lebar. Gambar pisau mantel dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Pisau
Mantel
(Sumber: google.co.id/pisaumantel)
Pisau Alur (Slot Milling Cutter)
Pisau alur berfungsi untuk mebuat alur pada bidang permukaan benda kerja. Jenis pisau ini ada beberapa macam yang penggunaanya disesuaikan dengan kebutuhan. Gambar a dan b menunjukkan jenis pisau alur mata sayat satu sisi, gambar c dan d menunjukkan pisau alur dua mata sayat yaitu muka dan sisi, gambar e dan f menunjukkan pisau alur dua mata sayat yaitu muka dan sisi dengan mata sayat silang. Gambar pisau alur dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Pisau Alur
(Sumber:
google.co.id/pisaualur)
Pisau Frais Gigi (Gear Cutter)
Pisau frais gigi ini
digunakan untuk membuat roda gigi sesuai jenis dan jumlah gigi yang dinginkan. Gambar pisau
frais gigi dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Pisau Frais Gigi
(Sumber: google.co.id/pisaufraisgigi)
Pisau Frais Radius
Cekung (Convex Cutter)
Pisau jenis ini digunakan
untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung). Gambar pisau
frais radius cekung dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Pisau Frais Radius Cekung
(Sumber: google.co.id/pisaufraisradiuscekung)
Pisau Frais Radius
Cembung (Concave Cutter)
Pisau jenis ini digunakan
untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius luar (cembung). Gambar pisau
frais radius cembung dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Pisau Frais Radius Cembung
(Sumber: google.co.id/pisaufraiscembung)
2. Proses frais yang
dilakukan selama praktikum adalah up
milling dan down milling. Untuk up milling di mana mata potong berputar
berlawanan arah dengan gerakan benda kerja maka hasil pemotongan benda kerja
akan cenderung kasar. Sedangkan untuk down
milling, di mana putara pahat potong searah dengan gerakan benda kerja maka
hasil pemotongan benda kerja akan lebih halus dibandingkan dengan metode up milling.
3. Secara visual,
pengaruh kecepatan makan terhadap hasil kekasaran permukaan benda kerja adalah
jika semakin tinggi kecepatan makan, maka tingkat atau nilai kekasaran
permukaan benda kerja akan semakin tinggi.
Baik teman - teman semua, semoga postingan saya kali ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Terima kasih kepada asisten laboratorium dan dosen mata kuliah praktikum proses produksi yang telah memberikan banyak dukungan dan saran guna kelancaranan dari praktikum mesin frais ini. Selamat belajar dan salam sehat.
-Andrean Yonathan
Comments
Post a Comment