Ergonomi (Tinjauan ke Sebuah Tempat)

Selamat datang kembali teman - teman dan pembaca yang setia, terima kasih karena kalian telah setia membaca sampai akhir dan juga berkunjung kembali ke blog saya. Jika ada kesan, pesan, atau saran agar blog ini menjadi lebih baik lagi, dapat langsung memberikannya di kolom komentar. Pada kali ini saya akan membagi tentang kunjungan ke sebuah tempat yang masih terdapat sistem dan tempat kerja yang belum ergonomis bagi para pekerjanya. Terima kasih kepada dosen mata kuliah ergonomi dan juga teman - teman sekelompok yang telah memberikan banyak bantuan, saran dan juga ilmu sehingga kunjungan ini dapat berjalan dengan lancar. Dengan contoh kunjungan ini, saya berharap Anda sebagai pembaca yang setia dapat lebih memahami mengenai kondisi kerja yang tidak ergonomis dan dapat memberikan solusi terhadap masalah tersebut dalam sudut pandang ergonomi. Kunjungan ini akan saya bagi dalam bentuk tugas kuliah laporan, semoga bermanfaat. Selamat membaca.

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada pemilik dan karyawan dari Toko Kaca Alumunium Irian Jaya Lautze yang telah mengizinkan saya dan teman - teman kelompok untuk melakukan kunjungan dan meninjau tentang faktor ergonomi.

LAPORAN ERGONOMI DAN PRAKTIKUM

Melakukan Tinjauan Kunjungan ke Toko Kaca Alumunium Irian Jaya Lautze



BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang Masalah

Ergonomi merupakan suatu studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain (Nurmianto, 1988). Dengan demikian jelas bahwa pendekatan ergonomi akan mampu menimbulkan functional effectivenes dan kenikmatan-kenikmatan pemakaian dari peralatan, fasilitas maupun lingkungan kerja yang dirancang (Wignjosoebroto, 1995). Dalam perbaikan perancangan alat bantu kerja ilmu ergonomi sangat diperlukan karena dapat melihat permasalahan interaksi itu, dengan mengetahui akibat (dampak) yang dirasakan, sehingga dapat menemukan pemecahan masalah yang terbaik.

Toko Kaca Alumunium Irian Jaya Lautze yang bergerak di bidang kaca mempunyai berbagai macam produk yang dihasilkan salah satunya yaitu jendela, pintu, kaca mati, dan sekat kaca. Bahan baku yang digunakan oleh Toko Kaca Alumunium Irian Jaya Lautze untuk membuat berbagai macam produk kaca adalah kaca alumunium, yang diambil dari agen supplier yang berada di Cikarang dan Sunter. Tenaga kerja yang dimiliki oleh Toko Kaca Alumunium Irian Jaya Lautze kurang lebih 10 orang pekerja dan mempunyai beberapa alat mesin kerja yaitu gerinda, alat pemotong baja murni, mesin pemotong alumunium, pemotong bor (6 mm – 10 cm), dan mal (alat ukur).

Gambar 1.1 Gerinda

Gambar 1.2 Pemotong Baja Murni

Gambar 1.3 Mesin Pemotong Alumunium

Gambar 1.4 Pembolong Bor 6 mm - 10 cm

Gambar 1.5 Alat Ukur Mal

Setelah dilakukan pengamatan terhadap proses produksi dan keselamatan kerjanya, maka terdapat kendala bagi pekerja dalam proses cutting kaca dan tata letak penyimpanan kacanya sehingga ini akan berdampak pada keselamatan dan kesehatan pekerja. Pada proses cutting kaca, pekerja tidak menggunakan alat – alat kerja yang aman, tidak memakai pakaian khusus kerja yang baik dan aman, serta mesin pemotong yang kurang aman dan nyaman untuk proses cutting kaca. Pada tata letak penyimpanan kaca, kaca tidak disimpan dan ditata dengan baik dan aman.

Gambar 1.6 Pekerja Tidak Menggunakan Pakaian Khusus Kerja yang Baik dan Aman

Gambar 1.7 Penataan Kaca yang Tidak Baik dan Kurang Aman

Untuk mengatasi kesulitan dan bahaya pada proses cutting kaca dan tata letak penyimpanan kaca serta efisiensi pekerjaan maka dirancang pakaian khusus keselamatan kerja untuk proses produksi kaca dengan mempertimbangkan aspek ergonomi dan menata tata letak penyimpanan kaca agar tertata dengan baik dan lebih efisien serta efektif dalam produktivitas.


1.2  Rumusan Masalah

        Rumusan masalah yang akan dibahas pada laporan ini adalah:

1. Apa kekurangan – kekurangan lain dari Toko Kaca Alumunium Irian Jaya   Lautze dari aspek ergonomi?

2.  Berikan solusi pada kekurangan – kekurangan dari Toko Kaca Alumunium Irian Jaya Lautze dari aspek ergonomi?


1.3  Tujuan

Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut:

1.    Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan Toko Kaca Alumunium Irian Jaya Lautze.

2.     Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja Toko Kaca Alumunium Irian Jaya Lautze.

3.      Untuk meningkatkan pendapatan Toko Kaca Alumunium Irian Jaya Lautze.

4.  Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi Toko Kaca Alumunium Irian Jaya Lautze.

5.  Untuk meningkatkan kenyamanan kerja bagi karyawan Toko Kaca Alumunium Irian Jaya Lautze.



BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1  Kekurangan – Kekurangan dari Toko Kaca Alumunium Irian Jaya Lautze dari Aspek Ergonomi

Berdasarkan hasil pengamatan kami, kekurangan – kekurangan dari Toko Kaca Alumunium Irian Jaya Lautze dari aspek ergonomi adalah :

  1. Tata letak penyimpanan kaca yang sangat mengganggu pekerja untuk membuat bentukkan kaca yang diinginkan pelanggan. Kondisi ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Tata Letak Penyimpanan Kaca
2. Serpihan – serpihan kaca yang bertebaran dengan bebas di atas ubin tempat orang pekerja berjalan. Kondisi ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Serpihan Kaca yang Bertebaran
3. Alat ukur yang masih analog sehingga mengakibatkan kesalahan pengukuran dan dapat menyebabkan kerugian pada bahan baku kaca. Kondisi ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Alat Ukur yang Masih Analog

2.2 Solusi pada Kekurangan – Kekurangan dari Toko Kaca Alumunium Irian Jaya Lautze dari Aspek Ergonomi

    Berikut ini adalah solusi - solusi dan saran perbaikan bagi Toko Kaca Alumunium Irian Jaya Lautze yaitu:

1.      Merancang pakaian khusus kerja yang aman dan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh negara.

2.      Merancang alat – alat kerja yang aman dan nyaman dalam proses cutting.

3.      Membuat rak – rak untuk menyimpan bahan baku kaca sesuai dengan ukuran ketebalan agar pemesanan dari pelanggan yang memerlukan ukuran – ukuran tertentu mudah diambil oleh pekerja.

4.   Membuat penadah di bawah meja kerja proses cutting kaca untuk meminimalisir serpihan kaca yang bertebaran dengan bebas sehingga dapat meminimalisir risiko kecelakaan kerja akibat serpihan kaca.

5.      Mengganti alat ukur yang berbasis analog dengan alat berbasis digital.


BAB III

PENUTUP

 

3.1  Kesimpulan

Dari hasil observasi kami pada Toko Kaca Alumunium Irian Jaya Lautze, maka dapat diambil kesimpulan yaitu setelah adanya pakaian khusus kerja, alat – alat ukur digital, dan tata letak penyimpanan kaca maka peningkatan efisiensi dan produktivitas pasti meningkat.




DAFTAR PUSTAKA

 

1.      http://repository.wima.ac.id/7681/1/BAB%20I.pdf

2. https://tugasmahasiswateknik99.blogspot.com/2017/03/makalah-ergonomipengertian.html

3.      http://akuanakdesain.blogspot.com/2013/05/tugas-makalah-ergonomi.html


Terima kasih teman – teman semua yang sudah membaca sampai akhir, jika ada perkataan yang kurang berkenan atau ada teori praktik yang salah mohon dimaafkan. Jika ada saran – saran yang membangun, kalian dapat langsung memberikannya di kolom komentar. Terima kasih Kembali kepada dosen mata kuliah ergonomi yang sudah memberikan banyak ilmu, dukungan dan saran yang membangun guna kelancaran dalam kunjungan ini. Semoga postingan saya kali ini dapat bermanfaat untuk kalian guna lebih memahami prinsip ergonomi dalam suatu tempat kerja. Terima kasih dan semoga bermanfaat. Salam sehat.

-Andrean Yonathan

Comments

Popular posts from this blog

Ergonomi (Sistem Manusia-Mesin dan Interaksinya)

Proses Manufaktur (Soal - Soal Tugas Mandiri)

Praktikum Proses Produksi (Mesin Sekrap)