Proses Manufaktur (Proses Pembentukan Plastik dan Komposit)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Benda plastik hampir kita temukan di semua tempat,
mulai dari bungkus makanan, peralatan elektronik, mobil, motor, peralatan rumah
tangga dan sebagainya. Untuk membentuk plastik tersebut setiap jenis bentuk dan
material plastik mempengaruhi proses dan teknologi pembuatannya.
Gambar
1.1.1 (Benda – benda yang terbuat dari bahan plastik)
Pada sekitar tahun 1800-an teknologi plastik mulai di
kembangkan, pada tahun 1968 John Wesley Hyatt membuat ball bilyard dengan menginjeksikan celluloid ke dalam mold,
pada tahun 1872, John dan Isaiah Hyatt mematenkan mesin injection molding untuk pertama kalinya, selanjutnya perkumpulan
industri plastik di bentuk pada tahun 1937, yang di lanjutkan pembentukan
perkumpulan plastik engineer pada
tahun 1941 sementara untuk komposit banyak teknologi modern saat ini memerlukan
material dengan kombinasi sifat yang tidak biasa yang tidak bisa dipenuhi oleh
paduan logam, keramik, maulun polimer. Biasanya material dengan properties tidak biasa ini dibutuhkan
untuk lingkungan aerospace, under water, dan beberapa aplikasi
transportasi. Kombinasi beberapa sifat material ini dikembangkan dalam bentuk
material komposit.
Gambar
1.1.2 (John Wesley Hyatt, penemu plastik jenis seluloid pada tahun 1869)
Komposit adalah gabungan dua material atau lebih
secara makroskopis untuk memperoleh sifat material yang diinginkan. Teknologi
material terus dikembangkan, untuk mendapatkan material dengan kekuatan lebih
dan dengan bahan yang lebih efisien dapat dilakukan dengan teknologi komposit.
Komposit terdiri dari dua komponen yaitu matriks dan penguat. Matriks berfungsi
sebagai pengikat, pelindung terhadap pengaruh lingkungan.
Kelebihan material komposit adalah sifat mekanik
spesifiknya tinggi, ketahanan korosi yang tinggi, mudah dibuat dan serat dapat
diatur sesuai dengan arah pembebanan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
sifat komposit adalah sifat dari matriks dan penguatnya, fraksi volume matriks
dan penguatnya, proses pembuatan, dan interface
antara matriks dan penguat.
Gambar
1.1.3 (Skema material komposit)
1.1
Tujuan
Tujuan Makalah yang kami susun ini merupakan hasil dan
bukti kami untuk memenuhi tugas makalah Proses Manufaktur. Adapun tujuan dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
tentang proses – proses yang terjadi dalam pembuatan plastik.
2. Mengetahui
manfaat plastik dalam kehidupan sehari – hari.
3. Mempelajari
jenis – jenis plastik.
4. Mempelajari
tentang material komposit dalam kehidupan sehari – hari.
5. Mempelajari
proses pembuatan komposit dengan proses cetakan terbuka (Open Mold Process) dan proses cetakan tertutup (Closed Mold Process).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penggolongan Bahan
Plastik
Plastik digolongkan menjadi dua golongan berdasarkan sifat
fisikanya:
a.)
Termoplastik, merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak
lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen
(PE), polistiren (PS), ABS (Akrilonitril butadiena
stiren) , polikarbonat
(PC).
Gambar 2.1.1 (Botol
mineral plastik merupakan salah satu
contoh plastik golongan Termoplastik)
a.)
Termosetting, merupakan jenis plastik yang tidak
bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan
molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida.
Gambar 2.1.2 (Piring plastik dan cawan plastik merupakan salah satu contoh plastik golongan Termosetting)
2.2
Proses Pengolahan Plastik
Perbedaan yang besar antara satu jenis plastik terhadap lainnya membuat satu jenis plastik hanya cocok untuk atu proses tertentu, meskipun ada beberapa jenis yang dapat diproses dengan berbagai cara. Bahan plastik biasanya berbentuk butiran atau tepung dan kadang-kadang diperlukan proses pendahuluan.
2.2.1
Proses Injection Molding
Injeksi
molding adalah
metode pembentukan material termoplastik di
mana material yang meleleh karena pemanasan diinjeksikan oleh plunger ke dalam
cetakan yang didinginkan oleh air sehingga mengeras.
Meskipun banyak variasi dari
proses dasar ini, 90 persen injeksi molding adalah memproses material
termoplastik. Injection molding mengambil porsi sepertiga dari
keseluruhan resin yang
dikonsumsi dalam pemrosesan termoplastik. Sekarang ini bisa dipastikan bahwa
setiap kantor, kendaraan, rumah, pabrik terdapat barang-barang dari plastik
yang dibuat dengan cara injeksi molding, misalnya pesawat telepon, printer, keyboard, mouse, rumah lampu
mobil ,dashboard, reflektor, roda gigi,
helm, televisi, sisir, roda
furnitur, telepon seluler, dan masih banyak lagi yang lain.
Gambar 2.2.1.1 (Contoh produk hasil Injection Molding)
Termoplastik
dalam bentuk butiran atau bubuk ditampung dalam sebuah hopper kemudian turun ke
dalam barrel secara otomatis (karena gaya gravitasi) dimana ia dilelehkan oleh
pemanas yang terdapat di dinding barrel dan oleh gesekan akibat perputaran
sekrup injeksi. Plastik yang sudah meleleh diinjeksikan oleh sekrup injeksi
melalui nozzle ke dalam cetakan yang didinginkan oleh air. Produk yang sudah
dingin dan mengeras dikeluarkan dari cetakan oleh pendorong hidraulik yang
tertanam dalam rumah cetkan selanjutnya diambil oleh manusia atau menggunakan
robot. Pada saat proses pendinginan produk secara bersamaan di dalam barrel
terjadi proses pelelehan plastik sehingga begitu produk dikeluarkan dari
cetakan dan cetakan menutup, plastik leleh bisa langsung diinjeksikan kembali.
Gambar 2.2.1.2 (Mesin injeksi
molding ukuran kecil, tampak hopper, nozzle dan clamping unit)
Gambar 2.2.1.3 (Skema Injection Molding)
Tahapan
Injection Molding :
1. Bahan baku
dalam hal ini
berupa resin/bijih plastik kedalam tangki penampang.
2. Selanjutnya
material bijih plastik akan dirubah ke bentuk cairan oleh heater.
3. Setelah berubah
menjadi bentuk cair material akan di dorong oleh screw hingga mengisi
celah-celah didalam mold yang memang didesain sesuai bentuk part dengan tekanan
tinggi.
4. Setelah jadi bentuk part yang telah didinginkan, mold akan membuka kemudian ejector akan mendorong part yang menempel di mold.
Keuntungan
dari proses Injection Molding :
1.
Produk dapat dibuat dalam jumlah massal.
2.
Produk dapat dibuat dalam ukuran besar.
3.
Biaya produksi per satuan produk relatif murah.
4.
Proses dapat dibuat otomatik atau komputerisasi.
5.
Leluasa
dalam mendesain bentuk-bentuk produk berongga, berdinding tipis ataupun tebal
dan berbentuk batang atau pipa.
- Kekakuan produk lebih tinggi
akibat adanya ruang kosong (momen inersia polar lebih tinggi).
- Memerlukan jumlah gate lebih sedikit sehingga
mengurangi weldline.
- Tidak ada cacat sinkmark pada
produk-produk yang tebal.
- Tekanan injeksi dan pemadatan
yang lebih rendah.
- Distribusi tekanan pemadatan
lebih merata.
- Siklus injeksi lebih cepat
akibat waktu pendinginan yang lebih singkat.
- Produk yang lebih ringan.
Kerugian dari proses Injection Molding :
1.
Persaingan
antar pabrik menghasilkan keuntungan yang terbatas.
2.
Biaya
pembuatan cetakan relatif mahal.
3.
Harga
mesin dan perlengkapannya mahal.
4.
Pengendalian
proses rentan terhadap kerusakan.
2.2.1
Proses Extrusion Blow Molding
Proses ini disebut sebagai pembentukan
material plastik dengan cara diteteskan dari extruder. Metode yang paling
sederhana dari blow mold terdiri dari extruder dan blow. Prinsip ini bisa
digunakan untuk produk yang bervariasi dari bentuknya, ukurannya, bukan leher
pada botol, maupun bentukan handle.
Gambar 2.2.2.1 (Skema proses Extrusion Blow Molding)
Tahapan proses :
1. Parison diekstrusi dari atas ke bawah di antara rongga cetakan (mold).
2. Cetakan menutup sehingga parison terjepit oleh
cetakan.
3. Parison dikembangkan oleh gas bertekanan
tinggi sehingga terdorong ke dinding cetakan dan terbentuk sesuai dengan bentuk
rongga cetakan.
4. Produk didinginkan dan dikeluarkan dari
cetakan.
Gambar 2.2.2.2 (Mesin Extrusion Blow Molding)
2.2.1
Proses Injection Blow Molding
Injection Blow Molding Merupakan proses
pembentukan produk berbahan plastik dengan cara diinjeksikan terlebih dahulu
untuk bakalan plastik yang akan diblow (tiup). Mesin ini terdiri dari komponen
injeksi dan blow. Mesin ini secara umum digunakan untuk kontainer dengan ukuran
yang relative kecil dan yang sama sekali tidak ada handle (tuas). Sering
digunakan untuk produk yang terdapat bentukan ulir pada bagian leher pada
botol.
Gambar 2.2.3.1 (Skema Injection Blow Molding)
Tahapan proses Injection Blow Molding :
1. Plastik dalam keadaan melting (panas
tinggi) diinjeksikan ke dalam bakalan (parison).
2. Plastik dipindah ke cetakan blowing.
3. Udara ditiupkan sehingga plastik
mengembang dan menempel sesuai bentuk mold.
4. Produk didinginkan dan cetakan membuka untuk pengeluaran produk.
Gambar 2.2.3.2 (Mesin Injection Blow Molding)
2.2.1
Proses Stretch Blow Molding
Proses ini berupa pembentukan plastik dengan cara direntangkan (stretch) sampai tercapai ukuran yang diiinginkan dengan mempertimbangkan ketebalan bakalan plastik. Komponen proses ini terdiri dari komponen injeksi, stretcher, dan blow.
Gambar 2.2.4.1 (Skema Stretch Blow Molding)
Tahapan proses :
1. Plastik dalam keadaan melting
diinjeksikan ke dalam kaviti dalam bentuk bakalan.
2. Plastik lalu di stretching
(direntangkan) sesuai dimensi yang diperlukan.
3. Udara ditiupkan sehingga plastik
mengembang dan menempel sesuai bentuk mold.
4. Produk lalu didinginkan dan cetakan membuka untuk pengeluaran produk.
Gambar 2.2.4.2 (Mesin Stretch Blow Molding)
Keuntungan proses blow molding :
1. Cocok untuk desain benda berongga
(hollow shapes).
2. Peralatan dan mesin mudah didapat di
pasar.
3. Harga peralatan dan mesin lebih murah
dari injection molding.
Kerugian proses blow molding :
1. Cycle time lebih lambat disbanding
injection molding.
2. Harga parts relatif lebih mahal.
Gambar 2.2.4.3 (Contoh produk dari proses Blow
Molding)
2.2 Komposit
Komposit
adalah material yang tersusun atas campuran dua atau lebih material dengan
sifat kimia dan fisika berbeda, dan menghasilkan sebuah material baru yang
memiliki sifat-sifat berbeda dengan material-material pengusunnya.
Salah
satu contoh paling mudah dari material komposit adalah beton cor yang tersusun
atas campuran dari pasir, batu koral, semen, besi, serta air. Nampak bahwa
material-material penyusun tersebut memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda,
namun ketika dicampurkan dengan perbandingan serta teknik tertentu akan
menghasilkan beton yang sangat kuat, keras, dan tahan terhadap berbagai cuaca.
Material
komposit merupakan material non logam yang saat ini semakin banyak digunakan
mengingat kebutuhan material disamping memprioritaskan sifat mekanik juga
dibutuhkan sifat lain yang lebih baik misalnya ringan, tahan korosi dan ramah
lingkungan.
Selain itu
sifat teknologi merupakan salah satu sifat yang harus di miliki oleh material
komposit tersebut. Dimana sifat teknologi adalah kemampuan material untuk
dibentuk atau diproses. Prose pembuatan atau proses produksi dari komposit
tersebut merupakan hal yangh sangat penting dalam menghasilkan material
komposit tersebut. Banyak cara atau metoda yang di gunakan untuk menghasilkan
material komposit yang di inginkan.
Gambar
2.3.1 (Contoh material komposit yaitu bagian – bagian dari pesawat terbang dan
jembatan komposit)
Material komposit tersusun atas dua tipe material penyusun
yakni matriks dan fiber (reinforcement). Keduanya memiliki fungsi yang berbeda,
fiber berfungsi sebagai material rangka yang menyusun komposit, sedangkan
matriks berfungsi untuk merekatkan fiber dan menjaganya agar tidak berubah
posisi. Campuran keduanya akan menghasilkan material yang keras, kuat, namun ringan.
Gambar
2.3.2 (Skema material penyusun komposit yaitu Matrix dan Fiber / Reinforcement)
Fiber memiliki sifat yang mudah untuk diubah bentuknya
dengan cara dipotong atau juga dicetak sesuai dengan kebutuhan desainnya.
Selain itu, perbedaan pengaturan susunan fiber akan merubah pula sifat-sifat
komposit yang dihasilkan. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan
sifat komposit sesuai dengan parameter yang dibutuhkan.
Matriks umumnya terbuat dari bahan resin. Ia berfungsi
sebagai perekat material fiber sehingga tumpukan fiber dapat merekat dengan
kuat. Resin akan saling mengikat material fiber sehingga beban yang dikenakan
pada komposit akan menyebar secara merata. Selain itu resin juga berfungsi
untuk melindungi fiber dari serangan bahan kimia atau juga kondisi cuaca
ekstrim yang dapat merusaknya.
2.2 Proses
Pembentukan Komposit
Secara garis besar metode pembuatan
material komposit terdiri atas dua
cara,yaitu :
-
Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold
Process)
-
Proses Cetakan Tertutup (Closed
Mold Process)
2.5 Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process)
Proses pembuatan material komposit cetakan terbuka terdiri
dari :
-
Contact Molding /
Hand Lay Up
-
Vacuum Bag
-
Spray Up
-
Filament Winding
2.5.1
Contact
Molding / Hand Lay Up
Hand lay-up adalah metoda
yang paling sederhana dan merupakan proses dengan metode terbuka dari proses
fabrikasi komposit. Jenis
resin yang biasa digunakan pada metode hand lay-up ada dua, yakni resin
poliester dan resin epoksi dengan jenis fiber yang biasa digunakan adalah serat
kaca atau fiberglass. Metode hand lay-up merupakan metode yang masih banyak
dilakukan di negeri kita tercinta, Indonesia.
Gambar 2.5.1.1 (Skema proses Hand Lay Up)
Adapun proses dari pembuatan dengan metoda ini adalah dengan cara menuangkan resin dengan tangan ke dalam serat berbentuk anyaman, rajuan atau kain, kemudian memberi tekanan sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas. Proses tersebut dilakukan berulang-ulang hingga ketebalan yang diinginkan tercapai. Pada proses ini resin langsung berkontak dengan udara dan biasanya proses pencetakan dilakukan pada temperatur kamar.
Gambar
2.5.1.2 (Contoh produk yang menggunakan proses Hand Lay Up)
Aplikasi dari pembuatan produk komposit menggunakan hand lay
up ini biasanya di gunakan pada material atau komponen yang sangat besar,
seperti pembuatan kapal, bodi kendaraan, bilah turbin angin, bak mandi,perahu.
Kelebihan dari metode Hand
Lay Up :
▪
Mudah
dilakukan.
▪
Cocok di
gunakan untuk komponen yang besar.
▪
Volumenya rendah.
▪
Biaya
yang sangat murah.
Kekurangan dari metode Hand
Lay Up :
▪
Ketebalan
yang tidak konsisten.
▪
Distribusi
resin yang tidak merata.
▪
Lebih
boros resin.
▪
Kekuatan
mekanik yang tidak sebaik proses closed molding.
2.5.1
Vacuum
Bag
Proses vacuum bag
merupakan penyempurnaan dari hand lay-up,
penggunaan dari proses vakum ini adalah untuk menghilangkan udara terperangkap
dan kelebihan resin.
Pada proses ini digunakan pompa vacuum untuk menghisap udara
yang ada dalam wadah tempat diletakkannya komposit yang akan dilakukan proses
pencetakan. Dengan divakumkan udara dalam wadah maka udara yang ada diluar
penutup plastik akan menekan kearah dalam. Hal ini akan menyebabkan udara yang
terperangkap dalam spesimen komposit akan dapat diminimalkan. Resin dan jenis
fiber yang digunakan sama dengan metode Hand
Lay Up.
Dibandingkan dengan hand
lay-up, metode vakum memberikan penguatan konsentrasi yang lebih tinggi,
adhesi yang lebih baik antara lapisan, dan kontrol yang lebih terhadap resin /
rasio kaca.
Gambar
2.5.2.1 (Skema proses Vacuum Bag)
Gambar
2.5.2.2 (Contoh aplikasi dari metoda vacuum bag ini adalah pembuatan kapal
pesiar dan perahu)
Kelebihan dari metode Vacuum
Bag :
1. Proses
pengerjaan cukup mudah.
2. Biaya tidak terlalu mahal (ekonomis).
3. Bahan mudah ditemukan.
4. Kerapatan antara matrik dan fiber baik dan merata.
5. Bisa digunakan untuk membuat bentuk yg tidak biasa, rumit ,
bercelah.
6. Bisa benda besar dan kecil.
Kekurangan dari metode Vacuum Bag :
1. Untuk bentuk profil memerlukan cetakan yang solid.
2. Hanya bisa menggunakan matriks non logam.
3. Membutuhkan waktu yang cukup lama.
2.5.1
Spray Up
Spray-up merupakan metode cetakan terbuka yang dapat
menghasilkan bagian-bagian yang lebih kompleks ekonomis dari hand lay-up.
Proses spray-up dilakukan dengan cara penyemprotan serat
(fiber) yang telah melewati tempat pemotongan (chopper). Sementara resin yang
telah dicampur dengan katalis juga disemprotkan secara bersamaan menggunakan
spray gun. Wadah tempat pencetakan spray- up telah disiapkan sebelumnya. Kemudian biasanya fiber dan resin yang
sudah di spray-kan tadi diratakan dengan menggunakan rol seperti pada proses
hand lay-up dengan tujuan untuk mengeluarkan udara yang terjebak. Setelah
itu proses selanjutnya adalah dengan membiarkannya mengeras pada kondisi
atsmosfer standar. Metode ini memiliki kelebihan serta
kekurangan yang kurang lebih sama dengan hand lay-up. Resin dan jenis fiber yang digunakan adalah sama dengan
metode Hand Lay Up.
Gambar
2.5.3.1 (Skema proses Spray Up)
Gambar
2.5.3.2 (Aplikasi penggunaan dari proses ini adalah panel-panel, bodi
karavan,bak mandi,dan sampan)
2.5.1
Filament
Winding
Fiber tipe roving atau single
strand dilewatkan melalui wadah yang berisi resin, kemudian fiber
tersebut akan diputar sekeliling mandrel yang sedang bergerak dua arah, arah
radial dan arah tangensial. Proses ini dilakukan berulang, sehingga cara ini
didapatkan lapisan serat dan fiber sesuai dengan yang diinginkan. Resin
termoseting yang biasa di gunakan pada proses ini adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan
fenolat.
Proses ini terutama digunakan untuk komponen belah berlubang, umumnya bulatatau oval, seperti pipa dan tangki. Fiberdilewatkan melalui mandi resinsebelum ke mandrel dalam berbagai orientasi, dikendalikan oleh mekanisme serat, dan tingkat rotasi mandrel tersebut. Adapun
aplikasi dari proses filament winding ini digunakan untuk menghasilkan
bejana tekan, tongkat golf dan pipa.
Gambar
2.5.4.1 (Skema proses Filament Winding)
Gambar 2.5.4.2 (Aplikasi dari proses filament winding ini digunakan untuk menghasilkan bejana tekan, tongkat golf dan pipa)
Kelebihan
dari Filament Winding :
▪
1.Filament winding memiliki repeatibilitas yang tinggi. Menghasilkan produk yang seragam
dengan kualitas yang tinggi.
▪
2. Arah kekuatan diatur dengan
mengatur sudut lilitan dan pola lilitan.
▪
3. Biaya produksi yang lebih murah.
▪
4. Dapat memproduksi produk yang besar.
▪
5. Biaya
material yang murah.
▪
6. Kekuatan produk yang tinggi karena
persentase fiber yang digunakan tinggi.
Kekurangan
dari Filament Winding :
▪
1. Bentuk produk yang komplek akan
membutuhkan desain mandrel yang
komplek sehingga membutuhkan biaya tambahan.
▪
2. Tidak dapat memproduksi produk dengan
bentuk lengkungan terbalik.
▪
3. Peralatan yang mahal seperti mandrel.
2.5 Proses Cetakan
Tertutup (Close Mold Process)
Proses cetakan tertutup terdiri dari
:
-
Proses
cetakan tekan (Compression molding)
-
Injection molding
- Continuous Pultrusion
2.5.1
Proses Cetakan Tekan (Compression
Molding)
Proses cetakan ini menggunakan hydraulic sebagai penekannya. Fiber yang telah dicampur dengan
resin dimasukkan ke dalam rongga cetakan, kemudian dilakukan penekanan dan
pemanasan. Setelah itu, produk didinginkan dan dilepaskan dari cetakan menjadi
produk jadi. Resin termoset
khas yang digunakan dalam proses cetak tekan ini adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan
fenolat.
Gambar
2.6.1.1 (Skema proses cetakan tekan / Compression
Molding)
Gambar
2.6.1.2 (Mesin Compression Molding)
Gambar 2.6.1.3 (Contoh dari proses Compression Molding adalah alat – alat rumah dan kontainer besar)
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari compression
molding:
▪
Ketegangan
internal yang minimum dalam komponen.
▪
Proses
dapat digunakan untuk komponen yang sangat berat.
▪
Peralatan
yang tidak begitu mahal.
▪
Sangat
baik digunakan untuk produksi produk kecil, karena biaya akan semakin murah.
Kekurangan dari Compression Molding :
▪
1.
Membutuhkan waktu yang lama untuk aging (kurang lebih seminggu).
▪
2.
Material komposit yang bersisa tidak dapat dilelehkan dan digunakan kembali
yang mengakibatkan biaya lebih mahal.
▪
3.
Membutuhkan lebih banyak tenaga manusia daripada Injection Molding untuk
menjalankan prosesnya.
2.6.1
Injection
Molding
Metoda injection
molding juga dikenal sebagai reaksi pencetakan cairan atau pelapisan tekanan
tinggi. Fiber dan resin dimasukkan kedalam rongga cetakan bagian atas, kondisi temperatur dijaga supaya tetap
dapat mencairkan resin. Resin cair beserta fiber akan mengalir ke bagian bawah,
kemudian injeksi dilakukan oleh mandrel ke arah nozel menuju cetakan. Resin yang digunakan sama dengan metode Compression Molding.
Gambar 2.6.1.1 (Contoh aplikasi secara umum proses Injection Molding adalah bumper
otomotif)
2.6.1
Continuous
Pultrusion
Fiber jenis roving
dilewatkan melalui wadah berisi resin, kemudian secara kontinu dilewatkan ke
cetakan pra cetak dan diawetkan (cure),
kemudian dilakukan pengerolan sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Atau juga
bisa disebut sebagai penarikan serat dari suatu jaring atau creel melalui bak resin, kemudian
dilewatkan pada cetakan yang telah dipanaskan. Fungsi dari cetakan tersebut
ialah mengontrol kandungan resin, melengkapi pengisian serat, dan mengeraskan
bahan menjadi bentuk akhir setelah melewati cetakan. Resin yang digunakan juga
sama dengan metode Compression Molding.
Gambar
2.6.2.1 (Skema proses Continuous
Pultrusion)
Gambar
2.6.2.2 (Contoh aplikasi dari proses Continuous
Pultrusion adalah Circular Section,
Square Section, Squares, ‘I’ Sections, dan ‘T’ Sections serta untuk
pembuatan batang pada struktur atap dan jembatan)
Kelebihan dari proses Continuous
Pultrusion adalah :
▪
1. Resin
dapat terkontrol dengan sangat akurat.
▪
2.
Metode yang dapat dikatakan metode yang cepat dan ekonomis dalam memproduksi
material.
▪
3. Sifat
struktural laminasi yang sangat baik karena hasil produk memiliki serat yang
sangat lurus dan fraksi volume serat yang tinggi dapat diperoleh.
▪
4. Area
impregnasi resin dapat ditutup sehingga membatasi penguapan resin tersebut.
Kekurangan dari proses Continuous
Pultrusion adalah :
▪
1.
Cetakan tahan panas membutuhkan biaya yang sangat tinggi.
▪
2.
Proses ini terutama cocok untuk penampang melintang konstan tetapi bentuk
meruncing dan bentuk kompleks tidak dapat diproduksi dengan metode ini.
▪
3.
Pengontrolan oritentasi fiber tidak memungkinkan pada metode ini.
▪
4. Part
yang tipis tidak dapat diproduksi dengan
metode ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pencarian kami di
internet mengenai informasi – informasi tentang zat makanan protein, maka dapat
diambil kesimpulan:
1. Protein memiliki adalah suatu
polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang bervariasi, dari 5000 hingga
lebih dari satu juta. Disamping berat molekul yang berbeda-beda, protein
mempunyai sifat yang berrbeda-beda pula. Struktur protein dapat dilihat sebagai
hierarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua),
tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat). Dan sintesis protein
digabungkan dari asam amino menggunakan informasi dalam gen. Setiap protein
memiliki urutan asam amino unik yang ditetapkan oleh nukleotida.
2. Protein merupakan makromolekul yang paling melimpah dalam
sel.
3. Protein terdiri dari rantai
polipeptida panjang, yang disusun oleh 100-1000 unit asam amino yang disatukan
oleh ikatan peptide.
4. Protein sederhana hanya menghasilkan asam amino dengan
hidrolisis.
5. Sel mengandung ratusan atau
ribuan jenis protein, fungsi atau aktivitas biologi yang berbeda.
6. Deret asam amino pada rantai
polipeptida dapat ditentukan dengan memecah protein menjadi potongan kecil.
7. Struktur protein dibedakan menjadi 4, yaitu primer,
sekunder, tertier dan kuartener.
8.
Denaturasi dapat merubah sifat fisik protein.
9. Kekurangan protein dalam tubuh,
dapat mengakibatkan berbagai gejala dan menimbulkan berbagai penyakit yang
dapat menyebabkan kematian.
DAFTAR PUSTAKA
1.
https://jurnal.uns.ac.id/performa/article/viewFile/12618/10716
2.
https://netcomposites.com/guide-tools/guide/manufacturing/pultrusion/
3.
http://faisalpupa.blogspot.co.id/2011/09/metoda-pembuatan-komposit.html
4. https://artikel-teknologi.com/pengertian-material-komposit/
5.
http://nptel.ac.in/courses/112107085/module5/lecture5/lecture5.pdf
6.
https://bisakimia.com/2013/01/03/mengenal-jenis-jenis-plastik/
7.
http://helmpromosi.com/apa-itu-plastik-abs
8. http://terasept.blogspot.co.id/2013/06/proses-pengolahan-plastik.html
9.
http://www.mesincad.com/2017/08/jelaskan-proses-injection-molding.html
10.https://id.wikipedia.org/wiki/Injeksi_molding
11.http://www.wikikomponen.com/prinsip-dan-proses-cara-kerja-blow-mould/
12.http://www.indopolimer.com/artikel/basic-blow-molding-definisi-tahapan-jenis/
13.http://slideplayer.info/slide/3664529/
14.http://xindustri.blogspot.co.id/2016/06/proses-manufaktur-blow-molding.html
15.http://adenholics.blogspot.co.id/2008/03/metode-dalam-pembuatan-produk.html
Comments
Post a Comment