Ergonomi (Sistem Manusia-Mesin dan Interaksinya)

 Selamat datang kembali teman - teman semua dan pembaca yang setia. Terima kasih sudah membaca postingan saya sampai akhir. Pada postingan kali ini saya masih akan membahas tentang ergonomi. Terima kasih sebelumnya kepada dosen mata kuliah ergonomi dan praktikum yang telah memberikan banyak saran dan juga dukungan dalam pembuatan bahasan ini. Terima kasih juga kepada teman sekelompok saya dalam mata kuliah ergonomi dan praktikum yang telah membantu dan bekerja sama dalam setiap pembuatan tugas dan laporan. Pada postingan kali ini saya akan membahas tentang sistem manusia-mesin (Human Machine System) yang akan saya bagikan dalam bentuk tugas makalah. Selamat membaca.

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang Masalah

Dalam era industrialisasi seperti sekarang ini perkembangan di berbagai bidang industri semakin pesat, baik yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun bidang jasa. Seiring perkembangan di bidang industri tersebut, maka persaingan di bidang industri tidak dapat dihindari terutama industri yang sejenis. Untuk menghadapi persaingan tersebut perlu adanya kebijakan, strategi, perencanaan yang matang dan tepat sehingga output yang dihasilkan berkualitas tinggi dan biaya produksi (mesin) dapat ditekan seminimal mungkin. (Neibel, 1999: 42).

Metode kerja manusia-mesin adalah suatu sistem yang memanfaatkan manusia sebagai pengendali mesin dalam bekerja. Manusia sangat membutuhkan informasi mengenai kegiatan mesin atau proses produksi yang sedang berlangsung. Sehingga dalam hal ini informasi memegang peranan penting untuk meningkatkan efisiensi kerja. Sistem manusia-mesin adalah kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin dimana salah satunya saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh. Dan yang dimaksud dengan mesin dalam hal ini mempunyai arti yang luas, yaitu mencakup semua obyek fisik seperti peralatan, perlengkapan, fasilitas dan benda-benda yang bisa digunakan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya. (Wignjosoebroto, 2003: 58)

Manusia sebagai operator harus mempunyai kemampuan kerja, kecerdasan, kecepatan dan kecakapan dalam kerja. Hal itu bertujuan untuk mencegah waktu menganggur (idle) yang terlalu banyak dan menghilangkan aktivitas kerja yang tidak produktif, sehingga dapat dicapai tingkat produksi yang optimal untuk memenuhi target dalam produksi.

Alat yang sering digunakan untuk bepergian dan sebagai alat transportasi yang cepat, efektif, dan efisien adalah sepeda motor automatic. Interaksi antara manusia dengan motor automatic sangat penting untuk dipelajari karena hubungan dan keterkaitan antara manusia dengan mesin yang dioperasikan sangat membantu menyelesaikan sebuah masalah dengan efektif dan efisien.

Oleh karena itu, kami membahas tentang interaksi manusia mesin antara manusia dengan motor automatic.

 

1.2  Rumusan Masalah

Berikut ini adalah rumusan masalah pada makalah ini yaitu:

1.      Jelaskan pengertian sistem manusia-mesin!

2.      Jelaskan proses sistem manusia-mesin secara umum!

3.      Sebutkan 3 macam hubungan sistem manusia-mesin!

4.      Sebutkan keterbatasan manusia dan mesin!

5.      Jelaskan model manusia-mesin!

6.      Berikan model interaksi antara manusia dengan motor automatic!

 

1.3  Tujuan

Adapun tujuan dari tugas ini adalah sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui hubungan antara manusia dengan mesin yang dioperasikan.

2.      Untuk mempelajari mekanisme mesin.

3.      Untuk memprediksi produktivitas yang sedang dikerjakan

4.      Untuk mengetahui proses sistem manusia-mesin.

5.      Untuk mengetahui keterbatasan manusia dan mesin.


BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Pengertian Sistem Manusia-Mesin

Sistem Manusia-Mesin adalah kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin, dimana salah satu dengan lainnya akan saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran (output) berdasarkan masukan-masukan (input) yang diberikan.

Yang dimaksud “mesin” dalam hal ini, akan mempunyai arti yang cukup luas, yaitu mencakup semua obyek fisik seperti peralatan, perlengkapan, fasilitas dan benda-benda yang biasa dipergunakan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya.

Penyesuaian kerja pada manusia berarti penyesuaian mesin dan lingkungan kerja terhadap manusia. Dalam banyak hal, teknologi baru telah menyiapkan mesin-mesin secara sempurna untuk menggantikan pekerjaan manusia. Akan tetapi teknologi baru tersebut juga membawa suatu integrasi yang lebih baik antara manusia dan mesin, misalnya display digital dan grafik yang mudah dipahami serta kontrol-kontrol yang membutuhkan lebih sedikit usaha daripada sebelumnya.

Dalam sistem manusia-mesin terdapat dua interface penting dimana ergonomilah yang memegang peranan penting di dalam hubungan tersebut. Interface tersebut antara lain:

1. Display yang dapat menghubungkan kondisi mesin pada manusia.

2. Kontrol, yang mana manusia dapat menyesuaikan respon dengan feedback (timbal balik) yang di peroleh dari display tadi.

Jadi antara display dan kontrol harus terdapat interaksi yang saling menyesuaikan. Untuk mendesain interface-interface tersebut mula-mula kita harus memahami beberapa karakteristik penting dari panca indera manusia yaitu penglihatan dan pendengaran yang mempengaruhi pemahaman tentang display dan symbol-simbol (sinyal-sinyal) yang dapat didengar. Karena manusia mempunyai ukuran-ukuran juga batasan dari penglihatan dan pendengaran, maka interface perlu di disain sedemikian rupa agar manusia dapat memakai sebuah mesin tertentu dengan cukup aman dan nyaman.

Gambar 2.1.1 (Interaksi Kerja Sistem Manusia-Mesin)

 

2.2 Proses Sistem Manusia-Mesin Secara Umum

Merancang sistem Mesin-Manusia ialah guna menentukan cara yang paling efektif untuk menyajikan keterangan kepada operator manusia dengan menggunakan peragaan penglihatan, peragaan pendengaran, dan peragaan perabaan (visual, auditory, textual display). Sistem Mesin-Manusia secara umum dapat digambarkan prosesnya sebagai berikut :

1. Tenaga kerja menerima masukan dalam bentuk perintah, instruksi, informasi, bahan mentah, dan sebagainya melalui indera penglihatan dan/atau indera pendengaran.

2. Masukan diolah, terjadi proses berpikir, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.

3. Tenaga kerja melaksanakan perintahnya, melaksanakan tugasnya dengan mengoperasikan dan mengendalikan alat dan mesin dengan menggunakan alat-alat operasi/kendali seperti tombol, kenop, hendel, tongkat, dan alat kendali lain.

4. Mesin melakukan apa yang harus ia lakukan.

5. Lewat peraga penglihatan (visual display) dan atau peraga pendengaran (auditory display) dapat diketahui bagaimana mesin berfungsi. Hasil kerja mesin merupakan keluaran, bagaimana mesin bekerja merupakan masukan bagi operator yang harus memutuskan apakah mesin telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan ataukah harus diambil tindakan perbaikan. Dalam hal yang terakhir operator harus melakukan tindakan korektif dengan mengoperasikan alat operasi atau kendali. Mesin bekerja setelah ada koreksi dan melalui peraga operator mengetahui tentang bekerjanya mesin dan seterusnya.

 

2.3 3 Macam Hubungan Sistem Manusia-Mesin

Dalam kaitannya dengan manusia mesin dikenal 3 (tiga) macam hubungan yaitu:

1. Sistem manusia-mesin hubungan manual (Manual Man-Machine System). Dalam sistem ini input akan langsung ditransformasikan oleh pekerja/manusia menjadi output. Disini manusia masih memegang kendali secara penuh di dalam melaksanakan aktivitasnya. Peralatan kerja yang ada hanyalah sekedar menambah kemampuan atau kapabilitas dalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. (Manusia dominan sebagai sumber tenaga, melakukan transformasi input menjadi output, pengendali).

2. Sistem Manusia-Mesin SemiOtomatis (Semi Automatic Man-Machine System). Tidak seperti halnya pada manual sistem, mekanisme khusus yang akan mengolah input atau informasi dari luar sebelum masuk ke dalam sistem kerja manusia dan demikian pula reaksi yang berasal dari sistem manusia akan diolah atau dikontrol lebih dahulu melewati suatu mekanisme tertentu sebelum suatu output berhasil diproses. (Dominasi manusia berkurang, sebagai pengontrol).                                                                                                                          

3. Sistem Manusia-Mesin Hubungan Otomatis (Automatic Man-Machine system). Pada sistem yang berlangsung secara otomatis, maka disini mesin akan melaksanakan dua fungsi sekaligus yaitu : penerima rangsangan dari luar (sensing) dan pengendali aktivitas seperti umumnya dijumpai dalam prosedur kerja yang normal. Fungsi operator disini hanyalah memonitor dan menjaga agar supaya mesin tetap bekerja dengan baik serta memasukkan data atau menggantikan dengan program-program baru apabila diperlukan. (Mesin dominan, manusia sebagai pemonitor).

 

2.4 Keterbatasan Manusia dan Mesin

            Keterbatasan Manusia (dibandingkan mesin):

1. Tidak bisa menghasilkan tenaga fisik ataupun tekanan dalam jumlah besar, misalnya untuk memotong logam.

2. Tidak bisa menggunakan kekuatan otot manusianya dengan intensitas yang tetap dan/atau tingkat akurasi yang tinggi.

3. Tidak bisa menampilkan kecepatan kerja yang tinggi dan gerakan berulang tanpa ada rasa lelah, bosan, maupun timbulnya kesalahan.

4. Tidak bisa melakukan analisis dan perhitungan permasalahan yang kompleks secara cepat dan tepat.

5. Tidak bisa mengerjakan berbagai macam pekerjaan yang berbeda secara bersamaan dalam waktu relative sama.

6. Tidak bisa menyimpan, memanggil/mengingat kembali sejumlah data dalam jumlah besar secara tepat dan akurat.

7. Tidak bisa memberikan tanggapan secara cepat terhadap sinyal kendali yang berubah-ubah dalam frekuensi yang sering.

8. Apabila kondisi lingkungan kerja berada di luar ambang batas kesanggupan, maka manusia tidak bisa memberikan performansi yang memuaskan.


Keterbatasan Mesin (dibandingkan manusia):

1. Tidak bisa memberikan tanggapan terhadap "perintah-perintah" di luar batas kemampuan yang sudah dirancang sebelumnya.

2. Tidak bisa memberi taggapan terhadap kejadian-kejadian yang tidak diramalkan sebelumnya.

3. Tidak bisa "berpikir" induktif, yaitu menarik kesimpulan umum dari hal-hal yang bersifat khusus.

4. Tidak bisa bertindak fleksibel, seperti menggunakan alternative-alternatif baru yang tidak dirancang/diprogramkan sebelumnya.

5. Tidak bisa berpikir secara layak di luar batas beban atas kapasitas normalnya.

 

2.5 Model Manusia-Mesin

Sistem kerja manusia-mesin sederhana terbagi menjadi 9 komponen, yaitu :

1.                  Komponen manusia dalam sistem kerja

2.                  Komponen mesin dalam sistem kerja

3.                  Lingkungan

 

Komponen Manusia:

1. The Effectors :

·                     (tiga) effectors utama adalah: tangan, kaki, suara.

2. The Sensories :

 

·                     The senses/indera adalah alat/cara manusia membangun kesadaran (memahami) terhadap kondisi sekitarnya.

·                     5 (Five) senses/indera: sight, hearing, touch,taste, smell.

3. The Processing :

·                     Dalam melaksanakan aktivitas kerja, komponen manusia memerlukan energi dan informasi.

·                     Energi untuk kerja otot diperoleh dari proses-proses fisiologis, juga dihasilkan sisa pembakaran.

·                     Otak merupakan pusat pengolah data, yang terdiri dari low-level programs untuk mengatur aktivitas kerja sensorimotor dasar, dan higher level cognitive mengatur kerja yang berkaitan dengan otak.

·                     Manusia merupakan penghasil/sumber sekaligus pengguna energi.

 

Komponen Mesin:

1. The Controlled Process :

·                     Operasi-operasi dasar pada mesin yang dikontrol oleh manusia.

2. Display :

·                     Aksi (gerak, kekuatan) yang muncul/ditunjukkan oleh satu atau lebih mesin yang bekerja.

3. Controls :

·                     Interaksi antara manusia dengan mesin didasarkan pada ketetapan pengontrolan (batasan) yang mampu dilakukan oleh effectors.

Lingkungan:

1. Workspace :

·                     Tempat dalam bentuk sesungguhnya (3 Dimensi) dimana sebuah kerja bisa dilakukan. 

2. Environment (Lingkungan Fisik) :

·                     Di dalamnya terdapat banyak aspek yang mempengaruhi manusia. Pendekatan terhadap worksystems ditujukan pada cara yang mempengaruhi manusia dan mesin bekerja.

·                     Kebisingan, getaran, pencahayaan atau unsur iklim dikaitkan dengan aspek ergonomis. 

3. Work Organization :

·                     Pengertian dasar merujuk pada pengaturan langsung interaksi kerja antara manusia dengan mesin.

·                     Secara luas merujuk kepada struktur organisasi dimana aktivitas kerja berada yang didukung oleh sistem secara teknis maupun sosial. 

2.6 Model Interaksi Antara Manusia dengan Motor Automatic

            Komponen Manusia :

1. Efektor        : tangan dan kaki.

2. Sensorik      : penglihatan dan peraba.

3. Proses          : energi, informasi, dan otak.

 

            Komponen Mesin :

1. Display        : tampilan speedometer, tampilan aki, tampilan bahan bakar, tampilan lampu tinggi, dan tampilan lampu sign.

Gambar 2.6.1 (Display Motor Honda Beat)

 

2. Kontrol        : tombol lampu sign, tombol lampu tinggi, tombol klakson, tombol starter, gas, rem, kaca spion, dan kemudi motor.

Gambar 2.6.2 (Kontrol pada Motor Honda Beat)

 

            Lingkungan :

3. Controlled Process : proses pengereman, proses penambahan kecepatan, proses pemberian lampu sign, penggantian ke lampu tinggi, dan proses berhenti.

 

3. Workspace   : jalan raya.

Gambar 2.6.3 (Jalan Raya sebagai Workspace)

 

4. Environment : Kebisingan klakson kendaraan lain, getaran jalan, pencahayaan jalan, iklim, dan cuaca.


Hubungan interaksi manusia-mesin antara manusia dengan motor automatic merupakan salah satu contoh sistem manusia-mesin semi otomatis. Pada input, merupakan masukan yang berupa data kecepatan motor pada speedometer. Lalu, data kecepatan tersebut dapat kita lihat pada tampilan kemudi motor yaitu display. Setelah data tersebut muncul pada display, alat indra manusia yaitu penglihatan merespon secara sensorik data tersebut. Kemudian, diproses pada otak (tempat penyimpanan informasi) lalu otak akan menyimpulkan apakah terlalu cepat atau terlalu lambat motor tersebut melaju.

Ketika motor terlalu cepat, maka otak langsung memerintahkan kepada efektor (motorik) yaitu tangan manusia untuk menekan rem agar kecepatan motor berkurang. Sebaliknya, jika motor melaju terlalu lambat, maka otak akan memerintahkan kepada efektor (motorik) untuk menarik tuas gas agar kecepatan motor bertambah.

Setelah dilakukan pengereman atau penarikan tuas gas motor, maka motor akan memproses dengan mengubah energi kinetik ban motor menjadi panas karena gesekan yang terjadi antara ban dengan rem yang akan menghasilkan keluaran berupa data kecepatan motor pada speedometer yang berada pada tampilan kemudi motor atau display. Data output tersebut pastinya akan lebih kecil dari data input karena motor mengalami perlambatan akibat pengereman. Sebaliknya juga pada penarikan tuas gas motor. Motor akan memproses dengan memutar mesin lebih cepat yang akan menghasilkan keluaran berupa data kecepatan motor pada speedometer pada display. Data output ini akan lebih besar dari data input karena motor mengalami percepatan akibat penarikan tuas gas.


BAB III

PENUTUP

 

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pencarian kami di internet mengenai informasi – informasi tentang sistem manusia-mesin, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem Manusia-Mesin adalah kombinasi antara satu/beberapa manusia dengan beberapa/satu mesin dimana salah satu dengan yang lainnya akan saling berinteraksi untuk menghasilkan output berdasarkan input yang diperoleh. Dan yang dimaksud dengan mesin dalam hal tersebut yaitu mencakup semua objek fisik seperti peralatan, perlengkapan fasilitas dan benda-benda. Dengan 3 (tiga) macam kaitannya yang meliputi; Manual Man Machine System, Semi Automatic Man-Machine System dan Automatic Man-Machine Sytem serta komponen-kompennya yang meliputi komponen manusia, mesin dan lingkungan dalam sistem kerjanya.


DAFTAR PUSTAKA

 

1.http://bayuadhipratama123.blogspot.com/2016/09/manusia-sebagai-sistem-manusia-mesin.html

2.http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/sistem-manusia-mesin-ergonomi/

3. http://eprints.ums.ac.id/3552/1/D600010184.pdf

4. http://aeroengineering.co.id/2017/08/material-komposit/



COMPLEX ERGOSYSTEM PADA SISTEM PENGENDALIAN KAPAL LAUT

Kami mengambil contoh kapal laut sebagai ergosistem kompleks karena kapal laut yang merupakan 1 mesin dioperasikan oleh 4 orang.

1. Nahkoda Kapal bertugas sebagai berikut :

1.      Mempersiapkan kapal dengan baik baik dokumen kapal maupun kelengkapan untuk keselamatan kapal.

2.      Menjaga dan bertanggung jawab terhadap awak kapal sesuai prosedur. 

3.      Membuat kapalnya layak laut (seaworthy)

4.      Bertanggung jawab atas keselamatan perjalanan pelayaran kapal laut.

5.      Mematuhi perintah dari pemilik atau pengusaha kapal selama masih sesuai dengan peraturan undang - undang yang berlaku.

6.      Mengecek ulang seluruh sistem kapal laut yang berada pada ruang anjungan.

2. Chief Officer bertugas sebagai berikut :

1.      Memastikan bahwa semua kru memahami tentang peraturan-peraturan terbaru yang tercantum dalam SOLAS, STCW, MARPOL dll

2.      Bertanggung jawab dalam penerapan ISPS Code

3.      Pelatihan kepada semua kru diatas kapal tentang  peraturan nasioal dan internasional sesuai dengan kebijakan perusahaan

4.      Melakukan pengecekan terhadap persedian spare part bagian deck, permintaan barang, pencatatan lembur, laporan bulanan dan pembuatan dokumen penting lainnya sesuai dengan manajemen perusahaan

5.      Dia juga bertindak sebagai Ship Security Officer (SSO), yang bertanggung jawab dalam keamanan kapal selama berlayar dan berada di pelabuhan

3. Markonis bertugas sebagai berikut :

Markonis/Radio Officer/Spark bertugas sebagai operator radio/komunikasi serta bertanggung jawab menjaga keselamatan kapal dari marabahaya baik itu yg di timbulkan dari alam seperti badai, ada kapal tenggelam, dll.

4. Juru Mudi bertugas sebagai berikut :

1.       Melaksanakan tugas jaga dianjungan, jaga tangga ( gangway ) pegang kemudi dan pengintaian ( look-out )

2.       Menyiapkan bendera – bendera, alat pemadam di dek dan perlengkapan lainnya seperti yang diperintahkan oleh mualim jaga.

3.       Menjaga kebersihan anjungan dan gangway, menunaikan perintah dari perwira dek yang bertugas sewaktu perawatan kapal atau penggunaan alat – alat navigasi, dan peralatan anjungan lainnya.

4.       Membimbing kelasi



PENYAJIAN TERHADAP SEBUAH PRODUK YANG SERING DIGUNAKAN OLEH MANUSIA DALAM ASPEK ERGONOMI

 

Pada penyajian produk ini kami menggunakan kulkas sebagai produk kajian dalam aspek ergonomi.

Tinggi kulkas              : 110    cm

Tinggi pintu besar       : 78      cm

Tinggi pintu kecil        : 32      cm

Kami mengomentari bahwa pada saat membuka pintu besar, pengguna kulkas harus jongkok karena kulkas terlalu pendek yang akan menyebabkan sakit di bagian pinggang dan akan menyulitkan dalam pengambilan barang. Ketika membuka pintu kecil, pengguna kulkas harus membungkuk dan mengalami sakit pada bagian pinggang dan kurang efisien.

Tinggi badan Jhosua berdiri tegak               : 170    cm

Tinggi badan ketika bungkuk                       : 131    cm

    Tinggi badan ketika jongkok                      : 33      cm

Pada data Antropometri, kami menggunakan rata – rata tinggi pria yaitu 163,2 cm sebagai acuan pada pengkajian ini. Tinggi kulkas yaitu 110 cm yang seharusnya lebih ditinggikan agar pengguna tidak bungkuk ketika membuka pintu kulkas kecil. Kami memberikan solusi untuk masalah ini dengan cara memberikan ganjalan kayu setinggi 50 cm agar tinggi kulkas menjadi 160 cm. Jika kulkas setinggi 160 cm maka tinggi tersebut merupakan tinggi yang mendekati tinggi badan ideal pria ketika berdiri tegak pada data antropometri. Pada perhitungan ini, kami menyimpulkan bahwa semakin tinggi kulkas maka semakin baik bagi pengguna kulkas dan kulkas ini menurut kami belum ergonomis bagi pengguna kulkas.


Baiklah, teman – teman semua dan pembaca yang sudah membaca sampai akhir. Semoga postingan kali ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kalian semua. Silahkan mengisi kolom komentar jika ada saran, masukkan atau usulan lainnya. Salam sehat.

-Andrean Yonathan



Comments

Popular posts from this blog

Proses Manufaktur (Soal - Soal Tugas Mandiri)

Praktikum Proses Produksi (Mesin Sekrap)